09 Mar 2008 @ 4:40 PM 

Apa yang menjadi tanda bahwa orang itu sudah dewasa atau masih anak-anak? Pertanyaan itu dilontarkan kepadaku dari mulut mungilnya. Agak sulit bagiku untuk menjelaskan, mengingat memang tidak ada aturan baku untuk mengukur tingkar kedewasaan seseorang. Akhirnya kujawab, orang bisa dewasa bila mampu bertanggung jawab atas pikiran dan perbuatannya. Yang kutahu bahwa kedewasaan membuat orang lebih bijaksana dalam berpikir, berucap dan bertindak. Beberapa waktu yang lalu aku pernah menuliskan Jadi Tua Itu Pasti, Jadi Dewasa Itu Pilihan, yang terinspirasi oleh sebuah iklan rokok. Memang kedewasaan tidak identik dengan umur.

Sejenak pikiranku melayang pada seorang teman yang nun jauh di negeri orang. Mungkin dia ini salah satu contoh sebuah kedewasaan dalam diri orang yang masih muda. Bekerja keras dan menyekolahkan adik-adiknya ke luar negeri dengan harapan ingin adik-adiknya menjadi sukses. Bentuk kecintaannya mampu mengalahkan keinginan untuk menyenangkan diri sendiri, sebuah pengorbanan besar untuk seusia dia. Well… kukatakan padanya, bahwa aku sangat bangga dan salut pada prestasinya. Tidak semua orang bisa seperti itu dan dalam dirinya itulah tercermin sebuah kedewasaan.

Bicara tentang pengorbanan, kuteringat pada seorang teman saat ini kembali tinggal di Surabaya. Saat ini dia memiliki 2 orang anak dan suami yang bekerja di kota lain. Dalam sebuah kesempatan chatting, dia pernah bilang bahwa kadang dia bosan karena jarang keluar rumah untuk bersenang-senang, mengingat ada 2 orang anak yang harus dijaga; ditambah lagi posisi suami yang beda kota sehingga jarang bertemu. Namun pengorbanan itu diambil sebagai bentuk kecintaan pada keluarganya. Memang temanku ini tipikal ibu rumah tangga sejati, pekerjaan sehari-hari menjaga dan mengurus anak, diselingi dengan main game komputer πŸ™‚ Aku salut dan angkat topi padanya, sebuah kedewasaan pun tercermin dalam diri temanku ini. Kedewasaan yang mampu mengorbankan keinginan pribadi demi keluarga.

Pikiranku makin melayang… memang tidak banyak orang bisa menjadi dewasa saat ini. Begitu banyak kemudahan dan kenyamanan ditawarkan oleh dunia, sehingga seringkali membuat orang cenderung memilih yang mudah, yang enak, yang praktis dalam segala hal, tanpa memikirkan orang lain atau masa depan. Aku teringat dalam beberapa kesempatan mencari karyawan baru, begitu banyak lulusan sekarang ingin mencari pekerjaan yang mudah namun dengan gaji yang besar. Berbagai titel sarjana disandang hanya sekedar hiasan. Menyedihkan memang, mungkin era globalisasi telah membentuk sebuah pola baru, ataukah aku yang terlalu kuno? Yang jelas, aku tetap percaya bahwa seleksi alam tetap akan berjalan… yang produktif akan bertahan dan yang tidak menghasilkan akan tersingkir dengan sendirinya.

Hmmm… memang sulit untuk menjadi dewasa ya, begitu banyak tuntutan tanggung jawab yang harus kita pikul. Dengan memutuskan menjadi dewasa, seseorang harus siap mengorbankan sebagian sifat kanak-kanak dalam dirinya. Namun, sifat kanak-kanak tetaplah perlu, untuk menjaga keseimbangan dalam diri, asalkan waktu dan tempatnya harus tepat. Dengan bisa membagi waktu, kapan saatnya bekerja, kapan saatnya sekolah, kapan saatnya bermain, kapan saatnya bercanda, kita sudah membuktikan bahwa kita bisa menjadi dewasa, terlepas berapapun umur kita. Aku sadar bahwa aku pun belum dewasa sepenuhnya, namun aku mencoba untuk lebih bertanggung jawab pada pikiran, perkataan dan perbuatan. Lamunanku buyar, aku harus segera mengemasi koperku… nanti malam aku terbang kembali ke Bali untuk kembali melanjutkan perjuanganku di sana. Seperti kata Andrie Wongso, sang motivator: “Success is My Right”, demikian pula aku percaya bahwa jadi dewasa itu memang pilihan!

Sampai berjumpa lagi Surabaya…

JN. Rony
20080309

dedicated to beau & clod – you are so amazing!

Posted By: Mamoru
Last Edit: 19 Jun 2011 @ 03:15 PM

EmailPermalinkComments (0)
Tags
Categories: Personal
 06 Mar 2008 @ 4:38 PM 

Kamis, 06 Maret 2008

Welcome home! Finally, landing juga pesawat yang kutumpangi untuk mudik ke Surabaya, kota tercinta. Perjalanan kali ini cukup melelahkan, mengingat aku terbang sehari sebelum hari raya Nyepi, dimana perayaan ini “disakralkan” di Bali. Sampai kini pun masih belum bisa kuterima dengan akalku, kenapa perayaan Nyepi itu dipaksakan kepada semua orang yang tinggal di Bali, walaupun tidak ikut merayakan. But, daripada ambil pusing, yang kulakukan ya kabur setiap tahunnya, sebab untuk stay 24 jam penuh di kamar kost tanpa boleh bersuara dan menyalakan cahaya adalah sungguh tidak mungkin untukku yang tidak suka dengan cahaya remang-remang (lampu kamarku saja pakai 45 watt) dan hiburanku di kamar, apalagi kalo bukan Trans TV… milik kita bersama… hehehe :p

So, sejak 2 minggu lalu aku sudah memutuskan untuk pulang dan jika tahun-tahun sebelumnya aku selalu berkendara dengan mobil, kali ini aku memilih dengan pesawat, mengingat tahun ini aku tidak bisa libur terlalu lama. Dengan mempertimbangkan waktu dan harga, terpilihlah Mandala untuk tumpanganku ke Surabaya. Not bad lah… dengan harga sekitar 700-an ribu untuk pulang-pergi, bisa naik pesawat Airbus A319/A320 yang katanya baru! (padahal neh, di kursi pesawat aku temuin stiker bekas tiket dari kota Liverpool, hahaha… baru direkondisi kaleee!), namun yang bikin deg-deg-an itu jam terbangnya mepet ama pergantian hari… jam 21.45. But, ga ada pilihan lain, sebab pesawat lain rata-rata terbang saat jam kantor belum usai. Nah, canggihnya Mandala nich… perubahan jadwal diberitahukan lewat SMS bow! 2 hari setelah tiket di tangan, datanglah SMS yang memberitahu kalau jadwalku diubah ke jam 22.30. Dieng! Gila, kupikir… tapi mau apa lagi? Selang beberapa hari… si Mandala bikin ulah… eh, aku di SMS lagi… katanya jadwal diubah ke jam 21.30. Lagi-lagi karena alasan operasional. Dah gitu pake ditelpon, ya udahlah… better kalo bisa terbang lebih awal. Malam hari sehari sebelum terbang, tahu-tahu ada SMS masuk… dodol! Si Mandala kasih tahu kalau jadwal diubah ke 23.05. Damn! Gilak abis, so paginya kumarah-marahin tuh Call Center mereka, intinya aku mau kepastian bahwa tuh pesawat pasti terbang, sebab kalau tidak lebih baik aku bawa mobil aja siangnya. Setelah memastikan pesawatnya penuh, aku rada tenang walau tetap aja ada perasaan nervous. Setidaknya kalau sampai batal terbang, bisa ada gerombolan penumpang yang bikin huru-hara masal di airport, hehehe :p

Sore tadi, setelah bursa tutup… aku langsung menuju ke bandara sambil mampir dulu untuk berbuka puasa. Untung masih ada depot yang buka, setelah itu langsung ke bandara, cek-in dan langsung masuk ke lounge. Di sini aku teringat lagi buat segera nutup kartu kredit ABN Amro, ini bank kacau dah… platinum tapi masuk lounge disuruh bayar. Untung ada backup kartu lain, hehehe… πŸ™‚ So, untuk menghabiskan waktu aku pilih 1 meja, duduk, buka laptop dan chatting plus email. Bandara sudah mulai seperti pasar, banyak orang memilih duduk dan menunggu di bandara bahkan sampai di luar ruang tunggu. Memang, sehari sebelum Nyepi yang namanya taxi atau angkutan umum sudah jadi barang langka. Lalu jalanan pun rawan ditutup untuk perayaan perarakan dan pembakaran ogoh-ogoh (buat yang ingin tahu apa itu ogoh-ogoh, search aja di google). Itu alasan lebih baik datang lebih awal ke bandara, aman dah πŸ™‚ Menjelang pukul 10, aku pun pindah ke ruang tunggu rakyat, soalnya lounge tutup. Masuk jam 23, eh… keluarlah pengumuman, pesawat di-delay sampai 23.20. Dieng! Mati dah gw… para penumpang lain pun mulai kelihatan senewennya. Sampai 23.30 pun ga ada tanda-tanda pintu dibuka, mulailah terbentuk kerumuman orang di sekitar pintu… hehehe, siap-siap bikin kerusuhan kalau sampai batal terbang. Untung akhirnya pesawat sukses terbang sekitar pukul 24. Phew… benar-benar hari yang melelahkan, mengingat it’s Nyepi day! Gawat kalau sampai terlantar di bandara gara-gara pesawat batal terbang di jam-jam kritis. Balik rumah? Bisa jadi dicegat di tengah perjalanan. Nginap di hotel? Bakalan susah nyari hotel jam segitu. Tidur di bandara? Hehehe, cari masalah tuh πŸ™‚ Kesimpulannya, better next time ga gambling terbang terlalu mepet dah! Mandala… oh Mandala… benar-benar dodol kau!

Ada kejadian yang selalu mengusikku saat pesawat landing, yaitu masih lemahnya kesadaran dari banyak penumpang yang menyalakan HP saat pesawat masih jalan! Doh! What’s wrong with you, people! Napa sich ga bisa tunggu sampai pesawat benar-benar berhenti? Apa sich bedanya menunggu beberapa menit untuk nyalain tuh HP? Mau pamer HP? Ga laku! Pamer ringtone? Katrok! Atau baru punya HP? Buang aja tuh HP ke laut! Toh, yang jemput pasti tahu lah kalau pesawat juga baru mendarat… seolah-olah begitu penting diri mereka sehingga ga peduli akan keselamatan orang banyak. Ingat! Pesawat walaupun sudah landing, tetap saja bisa kecelakaan, lihat aja kasusnya Garuda yang nyungsep di Jogja tuh. Heran deh… benar-benar seperti orang ga punya pendidikan. So, plis guys and girls… marilah kita sadar diri, mbok ya kalo di pesawat yang masih jalan tuh HP matiin dah… rejeki ga akan lari kok, daripada dapet rejeki tapi nyawa melayang.

Hmmm… cukup dah ngomel-ngomel of the day… now it’s time to sleep… my lovely bed dah nunggu. Buat yang di Bali, selamat Nyepi, selamat berinstropeksi diri dan semoga damai menyertai kehidupan kita semua. Kalo aku, for sure… tempe penyet, here i come! Selamat malam Indonesia!

JN. Rony
20080306
thx dobzi buat kiriman lagu “wait for you”

Posted By: Mamoru
Last Edit: 19 Jun 2011 @ 03:15 PM

EmailPermalinkComments (0)
Tags
Categories: Personal
 01 Mar 2008 @ 4:37 PM 

Barusan aku menonton tayangan Reportase Investigasi di TransTV yang kali ini mengangkat topik tentang susu formula yang disinyalir mengandung bakteri yang sedang ramai diperdebatkan belakangan ini. Dalam tayangan investigasi tadi, aku kaget waktu ditayangkan investigasi tentang susu tak bermerk yang ternyata ada juga dijual di pasaran, jadi seperti halnya minyak goreng curah yang ditimbang dan dikemas pake plastik polos gitu aja. Ngeliat tayangan cara proses pengemasannya, hiii… sungguh serem, mengingat pengkonsumsi susu mayoritas itu adalah bayi yang punya tingkat kekebalan tubuh lebih lemah ketimbang orang dewasa. Pada tayangan lain, diputarkan hasil investigasi tentang susu segar yang dicampur dengan air santan. Hal yang dilakukan demi mencari keuntungan lebih. Gilak… makin gila dunia ini. Dan ternyata, the winner of the crazy-stupid-thing pada tayangan tadi adalah susu segar yang dicampur dengan air larutan kaporit!!! Shit! Ini lebih gila dari susu campur santan. Ampun-ampun dah ngeliat tayangan tadi… napa ga sekalian aja pelakunya tuh minum air kaporit daripada bikin orang lain sengsara ya?

Hmmm… dunia makin gila dan kejam. Aku termasuk orang yang doyan sekali jajan pinggiran. Sejak kecil hingga dewasa aku sangat suka makan dan jajan dari penjaja keliling ataupun warung di pinggir jalan. Menurutku, taste yang disajikan lebih mantap ketimbang hidangan restoran mewah. Bagi lidah suroboyoan seperti aku, kenikmatan menyantap makanan emperan memiliki citarasa yang lebih. Orang bilang: enak gila! Aku bilang: Haujek sencingping! Namun, beberapa tahun belakangan, agaknya kenikmatan wisata kuliner jalanan ini mulai berkurang akibat ulah-ulah mereka yang tidak bertanggung jawab. Dengan dalih mencari keuntungan lebih, mereka mencampurkan makanan-makanan yang seharusnya lezat dengan bahan-bahan kimia sehingga membuatnya menjadi beracun. Lalu apa bedanya dengan pembunuh ya? Napa ga sekalian aja bawa pistol dan dor! Daripada membuat orang sengsara berkepanjangan akibat menyantap racun berkedok makanan lezat?

Sebel… tapi memang hidup penuh dengan liku. Mungkin saatnya lebih memilih makan makanan yang higienis. Aku percaya bahwa orang-orang yang punya cara dagang tidak sehat itu akan mendapatkan ganjarannya tersendiri. Dari tayangan tentang susu “beracun” tadi, aku jadi teringat kembali akan cerita lucu 5 alasan kenapa ASI lebih baik daripada susu kemasan, yaitu: lebih cepat dihidangkan, lebih bersih, lebih aman ( tidak bisa dijangkau oleh kucing), lebih gampang ditangani bila kita mengadakan perjalanan jauh, dan yang terpenting… disimpan dalam kemasan yang menarik! πŸ™‚

Salam ASI,

JN. Rony
20080301
coretan sebelum main badminton…

Posted By: Mamoru
Last Edit: 19 Jun 2011 @ 03:15 PM

EmailPermalinkComments (0)
Tags
Categories: Intermezo

 Last 50 Posts
 Back
Change Theme...
  • Users » 2
  • Posts/Pages » 139
  • Comments » 0
Change Theme...
  • VoidVoid « Default
  • LifeLife
  • EarthEarth
  • WindWind
  • WaterWater
  • FireFire
  • LightLight

About



    No Child Pages.