Niat

 
 09 May 2004 @ 6:00 PM 

Beberapa waktu yang lalu, aku ditawari untuk melakukan pekerjaan sampingan dalam sebuah bisnis MLM (Multi Level Marketing) yang memproduksi nutrisi kesehatan untuk menggemukkan atau menguruskan badan. Alasan yang dikemukakan saat itu adalah aku dipilih karena aku dinilai jago untuk urusan ngobrol. Namun mengingat komitmenku pada pekerjaan kantor saat ini yang memang cukup menyita banyak waktu dan tenagaku, maka aku agak enggan untuk ikut dalam MLM tersebut. Walaupun sebenarnya pada dasarnya aku kurang suka dengan pekerjaan di MLM, namun keenggananku semata-mata karena aku benar-benar ingin berkonsentrasi di perkerjaan yang saat ini aku lakoni. Memang, MLM yang ini bagiku agak lain… mengingat produk yang ditawarkan adalah nutrisi kesehatan yang banyak ditawarkan untuk mereka yang ingin menguruskan atau menggemukkan badan. Aku bilang berbeda, karena aku melihat sendiri efek dari nutrisi ini pada orang yang menawariku untuk bergabung di MLM ini. Aku mengenal orang ini sudah kurang lebih 3 tahun dan saat ini kondisi badannya sungguh berbeda dengan saat pertama kali aku bertemu, yang menurut pengakuannya dia mengalami penurunan berat badan sekitar 15 kiloan. Mungkin ceritanya akan lain kalau yang menawariku ini orang yang baru kukenal atau mereka yang tidak mengkonsumsi nutrisi itu sendiri.

Selang beberapa hari, aku bertemu dengan seorang teman SMA yang punya berat badan berlebih. Saat itulah aku baru teringat akan MLM tersebut dan iseng-iseng aku coba menawarkan, “eh, loe mau kurus gak? nih ada nutrisi untuk ngurusin badan.” Ternyata temanku ini, sebut saja si Aan, menanggapi dengan serius. Langsung saja aku hubungan dengan orang yang ikut di MLM itu, sebut saja si Betty. Dari sana akhirnya kuketahui, si Aan ini sangat serius mau menurunkan berat badannya yang masuk ke angka 90-an itu. Dan setelah beberapa minggu berlalu, saat aku bertemu lagi dengannya… si Aan dengan sangat menggebu-gebu menceritakan bagaimana dia mendapakan pengarahan dan petunjuk di MLM tersebut. Niatnya sudah bulat… harus turun ke angka 50-an. Dari si Betty pun aku mendengar bahwa si Aan memang sangat antusia dan bersemangat sekali setiap berkonsultasi atau saat hadir dalam pertemuan. Bahkan si Aan langsung berani mengambil paket nutrisi komplit yang harganya mencapai angka juta tersebut. Sebuah tekat yang membaja kulihat dalam diri si Aan untuk menguruskan badannya tersebut.

Dalam setiap langkah hidup, kita senantiasa dihadapkan pada situasi dimana kita harus memutuskan pilihan yang akan merubah hidup kita. Keputusan ini tentunya tidak selalu terjadi setiap hari, namun akan selalu ada saatnya dimana kita harus melangkah pada sesuatu yang baru dan itu tentu tidak mudah. Keinginan untuk menjalani sesuatu yang baru biasanya disertai dengan berbagai alasan dan latar belakang. Misalnya untuk kasus si Aan ini, dia menyadari bahwa pola makannya saat ini akan merusak dirinya kelak, apalagi dia mempunyai penyakit diabetes… tentunya menjadi semakin gemuk dari hari ke hari akan meningkatkan resiko penyakit pada dirinya. Untuk itulah dia mengambil langkah berani untuk mulai mencoba salah satu cara menurunkan berat badan. Efek dari usaha ini bukannya mudah… kebiasaan jajan dan makan hebat tentunya sulit untuk dihilangkan, apalagi bila berada di lingkungan teman-teman sepergaulan yang punya kebiasaan yang sama, yaitu doyan makan. Namun, dengan niat yang kuat… si Aan berusaha untuk melawan semua godaan tersebut. Memang, seperti yang diceritakan Betty padaku… nutrisi ini memang bagus… tapi agar orang yang mengkonsumsi bisa berhasil menurunkan berat badannya, semuanya kembali pada diri yang bersangkutan, apakah dia bisa disiplin dan punya niat yang kuat.

Bila mau melihat lebih jauh, persoalan si Aan ini bisa dilihat pula dalam keseharian kita… misalnya saat kita memutuskan untuk pindah pekerjaan, pindah rumah, berpacaran, menikah, dan masih banyak lagi. Semua hal besar itu membutuhkan kesungguhan kita dalam mengambil keputusan. Mengapa? Sebab jangan sampai apa yang kita putuskan itu kita sesali di kemudian hari. Memang, seringkali apa yang kita putuskan tidaklah selalu sempurna, apa yang kita pilih tidaklah selalu benar. Namun, bila semua itu kita pilih dan kita lakukan dengan niat dan kesungguhan yang kuat… maka kegagalan yang mungkin terjadi tidaklah menjadi satu akhir dari perjalanan hidup kita. Banyak sekali orang mengambil keputusan hidup dengan asal-asalan sehingga saat apa yang dipilihnya itu gagal… maka dia mengalami stress yang berkepanjangan. Hal ini tentunya akan semakin merusak hidupnya.

Kegagalan memang pahit, namun apabila kita bisa melihat kegagalan itu sebagai satu pelajaran untuk mencapai tujuan kita… maka kegagalan bisa kita rubah sebagai satu kelebihan kita saat mencoba menggapai tujuan yang baru. Kuncinya adalah niat yang kuat. Ada sebuah petuah bijak yang mengatakan, hasil akhir bukanlah tujuan kita, melainkan bagaimana kita mencapai tujuan kita tersebut yang menentukan kita berhasil atau gagal. Aku pribadi banyak sekali mengalami kegagalan, namun aku mencoba untuk selalu memandang kegagalan tersebut sebagai sebuah rencana Tuhan bagiku agar aku dapat meraih sesuatu yang lebih dari yang sekarang. Terkesan berlebihan memang, tapi setidaknya itu dapat membuatku bertahan hingga saat ini.

Niat memang sesuatu yang lebih mudah diucapkan ketimbang dilakukan. Dengan niat orang mampu mengerjakan sesuatu yang tidak pernah disangka bisa dilakukan oleh dirinya. Dengan niat pula, orang bisa merubah kehidupannya menjadi lebih baik. Ada seorang kawan mengatakan demikian padaku, “lebih baik punya karyawan yang bodoh tapi punya niat untuk bekerja, dibandingkan punya karyawan yang pintar namun tidak punya niat untuk bekerja.” Sebuah statement yang cukup menarik… memang kepandaian bisa diajarkan, namun tidak demikian dengan niat… harus ditumbuhkan oleh diri sendiri.

Persoalan Aan yang gusar dengan berat badannya kembali menggugahku. Ach… ternyata masih banyak hal yang harus dijalani dengan niat dan kesungguhan hati. Mulai berinteraksi dengan sesama dan keluarga, sekolah, bekerja, pelayanan, membangun hubungan dengan orang yang dicintai hingga berkeluarga, sampai membina relasi kita dengan Tuhan; semuanya harus kita jalani dengan niat bila kita ingin berhasil. Sekali lagi persoalan berat badan Aan dan Betty membuka mataku bahwa sesungguhnya orang yang berhasil adalah
mereka yang mampu melupakan masa lalunya dan berusaha berjalan menuju masa depan yang dicita-citakan.

Lamunanku larut dalam iringan lagu Project Pop… “Jika Kris Dayanti pacarku, besar kepalaku… Jika Dian Sastro pacarku, turun berat badanku…”

Gak mungkin! Mungkin! Gak mungkin! Mungkin! Gak mungkin! Mungkin! …
Salam niat!

JN. Rony
20040509

Posted By: Mamoru
Last Edit: 19 Jun 2011 @ 03:15 PM

EmailPermalink
Tags
Categories: Renungan


 

Responses to this post » (None)

 
Post a Comment

You must be logged in to post a comment.

Tags
Comment Meta:
RSS Feed for comments

 Last 50 Posts
 Back
Change Theme...
  • Users » 2
  • Posts/Pages » 139
  • Comments » 0
Change Theme...
  • VoidVoid « Default
  • LifeLife
  • EarthEarth
  • WindWind
  • WaterWater
  • FireFire
  • LightLight

About



    No Child Pages.