10 Jun 2007 @ 4:22 PM 

Malaysia, Truly Asia… baru kali ini aku mendapatkan kesempatan untuk membuktikan kebenaran slogan negeri jiran yang jadi tetangga kita. Lewat berbagai pertimbangan, akhirnya kuputuskan untuk ikut serta dalam acara bertajuk Performance Appreciation Gathering yang diselenggarakan oleh perusahaan tempatku mencari nafkah sehari-hari. Well, inilah kali pertama pasporku ada gunanya, karena selama ini pasporku hanya dibuat sekedar untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu diperlukan. Mengambil waktu di libur long weekend, kami dari cabang-cabang di daerah berkumpul sehari sebelumnya di Jakarta. Aku sendiri transit dulu di Surabaya dan berangkat bersama rombongan dari cabang area timur. Malam itu kami tiba di Jakarta lebih lambat dari jadwal, karena entah kenapa hari itu semua penerbangan ke Jakarta mengalami delay berjam-jam. Kemacetan Jakarta pun langsung kurasakan kembali dan malam itu kuhabiskan dengan berjalan-jalan di mall dekat hotel tempat menginap. Paginya, setelah makan pagi kami langsung diberangkatkan dalam bus hotel yang ternyata kapasitasnya tidak sebanding dengan jumlah peserta. Dengan sedikit berdesak-desakan, sampailah di Cengkareng Terminal 2. Setelah menunggu beberapa jam dan mendapatkan instruksi dari tour leader, kami melewati beberapa prosedur pemeriksaan di terminal keberangkatan international plus ditambah sedikit delay, terbanglah kami dengan pesawat Garuda Indonesia. Mulailah perjalananku di negeri jiran…

Day 1 – 17 Mei 2007. Setelah melewatkan beberapa jam di pesawat Boeing 747-400, mendaratlah aku di KLIA. Amazing! Suasana yang sangat berbeda langsung kurasakan begitu memasuki KLIA. Jujur, langsung deh Cengkareng yang merupakan bandara paling modern di Indonesia serasa ga ada apa-apanya πŸ™‚ butuh kerja keras bertahun-tahun untuk bisa mewujudkan airport seperti KLIA, aku jadi membayangkan bagaimana model Changi yang terkenal itu ya? Setelah naik trem penghubung bandara dengan terminal (so cool) dan melewati beberapa prosedur imigrasi plus pengambilan bagasi, kami diajak makan siang di Eden KLIA Restaurant. Ciri khas masakan Melayu-India mulai kurasakan, entah karena memang kenyang atau masih belum terbiasa, aku ga banyak makan. Setelah makan, rombongan langsung diajak ke Genting Highland, sebuah kota yang terletak 2000 meter di atas permukaan laut. Genting yang terkenal dengan kasinonya ini kami capai dengan menaiki kereta gantung. Saat tiba di Genting, kami langsung makan malam, sedikit pengarahan dari direksi perusahaan dilanjutkan dengan cek-in di Genting Hotel dan malam itu aku berjalan-jalan di sekitar Genting dan melihat suasana di kasino yang sangat ramai dengan orang yang ingin menguji keberuntungannya. Ada sedikit pemandangan yang unik namun mengenaskan, saat aku melihat cukup banyak orang yang rela tidur di arena permainan dengan ala kadarnya hanya demi menghemat uang hotel agar bisa berjudi, berharap dewi fortuna berpihak pada mereka. Hmmm… pengalamanku mengatakan bahwa bandar tidak pernah kalah, namun aku pun tak bisa menyalahkan mereka yang berharap begitu besar pada judi… Entahlah, setidaknya di sini aku merasakan bahwa aku harus bersyukur bahwa aku tak perlu sampai begitu desperado dan mengharapkan kaya dari judi yang notabene hampir mustahil. Bahkan guide lokal yang mendampingi groupku mengatakan bahwa di semua hotel di Genting memang tidak ber-AC, karena hawanya sudah cukup dingin, namun jendela kamar saat ini hanya bisa dibuka sekitar 5-10 cm saja, mengingat dulunya banyak yang bunuh diri dengan cara melompat dari kamar hotel akibat kalah judi. Malam pun tak terasa berlalu…

Day 2 – 18 Mei 2007. Pagi itu aku bangun agak kesiangan. Setelah berkemas aku langsung makan pagi, namun ternyata tak ada menu yang menarik seleraku untuk makan. Ga biasa sarapan sih πŸ™‚ Setelah makan, aku pun mulai mencoba Outdoor Theme Park yang katanya wajib untuk dicoba. Dengan membayar tiket terusan (seperti di Dufan), seharga RM 33 pengunjung bisa menikmati isi permainan sepuasnya sampai tutup, tapi orientasiku saat itu hanya mencoba permainan yang menguras adrenalin. Yang pertama adalah Flying Coaster. Permainan ini harus membayar lagi seharga RM 10, namun bisa 2x main. Flying Coaster ini mirip Roller Coster namun dalam posisi tidur seperti Superman sedang terbang dan berada di bawah rel. Setelah 2x putaran, aku lanjut ke permainan yang dinamakan Space Shot, dimana kita diangkat ke ketinggian 185 feet (sekitar 56 meter) lalu diterjunkan ke bawah dengan kecepatan 67 km/jam, sungguh pengalaman dengan gravitasi yang cukup menyenangkan. Permainan ketiga dan terakhir yang kunaiki adalah roller coaster yang dinamakan Corkscrew, karena waktunya untuk berkemas dan kembali ke Kuala Lumpur. Informasi tentang Genting Highland bisa dilihat di http://www.genting.com.my. Siang itu kami sekali lagi naik kereta gantung dan dibawa ke Kuala Lumpur. Di tengah perjalanan kami diajak mengunjungi Batu Cave, yang cukup menguras tenaga untuk menaiki tangganya yang berjumlah lebih dari 270 anak tangga. Setibanya di Kuala Lumpur, rombongan dilepas di KLCC untuk belanja, kemudian makan malam di Sri Thai Restaurant dan berakhir di Berjaya Times Square Hotel. Malam itu, kulewatkan dengan sedikit jalan-jalan dan menikmati minuman di cafe hotel.

Day 3 – 19 Mei 2007. Lagi-lagi aku bangun kesiangan, yang berakibat aku tidak ikut sarapan. Ternyata aku sudah ditunggu oleh rombongan untuk memulai city tour. Secara garis besar, aku kagum dengan kota Kuala Lumpur ini, karena cukup tertata rapi. Well, bisa jadi rumput tetangga lebih hijau khan? πŸ™‚ Sampai siang, kami diajak ke beberapa objek untuk foto-foto, menaiki wahana (semacam bianglala di Dufan) Eye On Malaysia – sebuah wahana yang diadakan hanya pada tahun 2007, belanja di pusat per-coklat-an (phew, serem liatin teman-teman kantor pada kesetanan belanja coklat) , foto group dengan latar Petronas Twin Tower . Setelah makan siang di MinMax Chinese Restaurant, kami dilepas di tempat perbelanjaan bernama Sungai Wang hingga sore, di sini aku membeli beberapa souvenir kecil. Sorenya kami kembali ke hotel untuk bersiap makan malam di Sri Melayu Restaurant dan malamnya kulewati dengan acara kecil yang ga jelas di tempat yang aku ga ingat pula namanya πŸ˜€

Day 4 – 20 Mei 2007. Pagi itu aku mulai kepayahan… maklum, sudah beberapa malam aku kurang tidur. Setelah dibangunkan dengan paksa, aku langsung bersiap dan makan pagi. Untunglah bawaanku sudah kusiapkan sejak malam. Setelah proses cek-out, rombongan dibawa menuju Putrajaya untuk foto-foto dan dilanjutkan dengan makan siang di Putajaya Seafood Restaurant. Setelah itu, kami langsung menuju ke KLIA untuk bersiap kembali ke Indonesia. Ada hal yang menarik dalam rombonganku ini, yaitu bawaan bagasinya adalah yang terbanyak diantara rombongan yang ada. Guide lokal kami pun cukup terkesima, mengingat jumlah rombongan sekitar 40-an orang, sedangkan jumlah bagasi sebanyak 80-an belum termasuk tas yang dibawa ke dalam kabin pesawat πŸ˜€ Di KLIA, setelah cek-in tiket, berbelanja sedikit oleh-oleh di Duty Free Airport, kami terbang kembali ke Indonesia dengan Garuda Indonesia, kali ini dengan pesawat Boeing 737-400 yang jelek banget πŸ™

Hmmm… ada beberapa hal yang menarik dalam perjalanan ke Malaysia yang walau cuma beberapa hari tersebut, di antaranya adalah keteraturan dan kebersihan. Jujur, aku sangat nyaman dengan kebersihan kota Kuala Lumpur. Design kotanya juga menarik dan di beberapa daerah terlihat penataan kota yang apik, walaupun cuaca di sana cukup panas menyengat. Yang cukup membuat nyaman adalah walaupun Malaysia adalah negara yang menerapkan hukum Islam, namun kebebasan bagi warga non-muslim tetap terjaga. Dari pengamatanku, mayoritas di sana terdiri dari 3 jenis manusia: Melayu, China dan India. Praktis penggunaan bahasa Melayu, Inggris dan Mandarin sangat akrab di telinga. Berakhir sudah perjalanan senang-senang ke negeri tetangga… tinggallah kenangan hidup beberapa hari di negeri orang. Thanks untuk teman-teman yang seperjalanan denganku yang turut menceriakan hari-hariku, thanks pula untuk Lisa, tour leader rombongan kami yang cantik dan sangat sabar, terlebih lagi thanks untuk board of director dari SMS yang sudah meng-entertain kami…

Pada akhirnya… Malaysia memang layak untuk disebut Truly Asia…

JN. Rony
20070610
“Cintaku bukan biasa…” — Siti Nurhaliza

Posted By: Mamoru
Last Edit: 19 Jun 2011 @ 03:15 PM

EmailPermalink
Tags
Categories: Intermezo


 

Responses to this post » (None)

 
Post a Comment

You must be logged in to post a comment.

Tags
Comment Meta:
RSS Feed for comments

 Last 50 Posts
 Back
Change Theme...
  • Users » 2
  • Posts/Pages » 139
  • Comments » 0
Change Theme...
  • VoidVoid « Default
  • LifeLife
  • EarthEarth
  • WindWind
  • WaterWater
  • FireFire
  • LightLight

About



    No Child Pages.