Aku heran…
Menjadi Katolik kok susahnya amit-amit…
Pakai les agama…
Pakai baptis…
Harus ke Gereja…
Pusing dech!
Aku juga heran…
Ada orang yang belain les agama…
Ada orang yang belain baptis…
Bahkan tiap minggu ke Gereja…
Tapi keluar dari Katolik…
Hanya karena godaan kecil.
Lebih heran lagi…
Ada orang yang kuat bertahan…
Walau banyak godaan menerpa…
Kok bisa ya ?
Kupandang diriku…
Aku telah les agama, baptis, krisma, rutin ke Gereja…
Pelayanan sana, pelayanan sini…
Sering kualami jatuh dan bangun…
Kalau tidak karena kasihNya…
Tentu aku juga sudah menghilang.
Semakin lama semakin kusadar…
Apa yang dikatakanNya adalah benar…
Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu,
kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.
Aku ingin…
Bila ketika Yesus bertanya kepadaku:
“Apakah kamu tidak mau pergi juga?”
Ku akan menjawab tegas seperti Petrus:
“Kemanakah kami dapat pergi?”
Agar hilang sudah keherananku…
Reflection from John 6:61-70
JN. Rony
20010505
Pernah ku mendapat sebuah wewenang sebagai ketua sebuah kelompok
Wewenang itu kudapat dengan cara yang “ajaib”
Hatiku senang sekali, sebab aku merasa berada di puncak gunung
Ambisiku pun melayang, suara hati sering kutinggalkan
Satu per satu ambisi kulontarkan sebagai suara hati
Aku sungguh dibutakan oleh ambisi
Aku pun terus mengejar kejayaan diriku
Apalah artinya mengorbankan teman bila aku menang?
Saulus, Saulus… mengapa Engkau menganiaya aku?
Suara itu seakan terus bergema dalam diriku…
Entah sampai kapan aku akan menghindar
Seakan tak dengar, seakan tak tahu
Sampai mataku semakin dibutakan oleh kejayaan
Dan telingaku ditulikan oleh pujian
Hanya karena ambisi yang terus kukejar
Yesus pernah bersabda,
Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu
Apakah aku bisa?
Menjadi Saulus abad ini…
Reflection from Act 9:1-20
JN. Rony
20010504
Suatu waktu Yesus pernah bertanya padaku,
“Apakah engkau mengasihi Aku?”
Dengan tegas kujawab,
“Ya Tuhan! Aku sungguh mengasihi Engkau!”
Katanya lagi,
“Gembalakanlah domba-dombaku.”
Lalu Yesus bertanya lagi,
“Apakah engkau mengasihi Aku?”
“Ah, Tuhan ini nge-test aku”, pikirku.
Dan kujawab dengan lebih tegas,
“Ya Tuhan! Engkau tahu kalau aku mengasihiMu!”
Tuhan pun berkata,
“Gembalakanlah domba-dombaKu”
Tak kusangka Yesus bertanya lagi,
“Apakah engkau mengasihi Aku?”
Sungguh! Aku tak dapat berkata lagi…
Pikiranku melayang…
Kutoleh semua peristiwa yang kualami,
Pahit getir menjadi pelayan Tuhan,
Walau ada pula suka dan senang.
Aku berpikir dan berpikir!
Muncullah segala beban-bebanku dulu…
Aku pun mempertanyakannya…
Mengapa aku mengalami jalan yang sempit…
berbatu dan berliku?
Mengapa?
Tuhan!
Aku ingin menggembalakan domba-dombaMu!
Tapi mengapa begitu susah?
Apakah Engkau meragukan kasihku padaMu?
Aku takut…
Keberanianku mendadak hilang,
di saat Kau bertanya ketiga kalinya…
Aku diam…
Mulutku tertutup rapat,
seakan tak sanggup menjawab…
Ingin ku seperti Petrus,
walau sedih tapi tetap yakin…
Sayang ku merasa seperti Yudas,
yang memberikan ciuman maut.
Ampunilah aku Tuhan,
Aku yang kurang setia ini…
Aku yang kurang percaya…
Tolonglah aku Tuhan!
Agar bisa mengasihiMu sungguh-sungguh,
sehingga Engkau pun bisa berkata lagi,
“Gembalakanlah domba-dombaKu”
JN. Rony
20010429