02 Feb 2005 @ 11:25 AM 

Kemarin, aku mendapatkan email iklan jorok dari sebuah milis yang kuiikuti. Email tersebut dikirimkan tidak pada tempatnya, karena milis itu adalah milis pengguna PDA, sedangkan emailnya berisikan tawaran bisnis “esek-esek” dari seorang yang mengaku sebagai makelar DDM (Dodol Daging Mentah). Di email yang cukup panjang tersebut, disebutkan banyak nama ABG cewek dan cowok sampe ibu-ibu muda yang siap melayani Anda 24 jam πŸ™‚

Atas dasar keisengan, akhirnya kuforward email tersebut ke beberapa orang yang kukenal dekat. Tujuannya, tak lain ingin mengetahui reaksi mereka; sekaligus menyajikan informasi nyata walaupun sedikit menjijikkan. Dan seperti dugaan, reaksi yang kuterima hampir senada… intinya jijai πŸ™‚

Dari sekian teman yang mereply email jorok tersebut, aku mendapatkan beberapa kritikan sampai cacian atas email tersebut. Alasannya aku gak pantas mengirimkan email tersebut, atau inikah tingkah orang yang ngaku aktif di gereja, atau sudah jadi bejatkah aku kok sampai masuk ke bisnis esek-esek, atau lainnya lagi… dan rata-rata menempelkan “cap negatif” padaku πŸ™‚

Satu hal yang kupetik di sini adalah orang akan dengan mudah memberikan “cap negatif” pada tindakan seseorang yang dinilai menjijikkan atau berdosa. Aku jadi membayangkan, apabila aku saja yang hanya mem-forward email tersebut diberi cap yang jelek, bagaimana dengan nama-nama “ahli pijat aurat” yang ada di dalam email tersebut? Sudah barang tentu kita akan semakin najis melihat mereka. Bisa dibayangkan apabila ternyata di antara nama-nama yang ada tersebut adalah seseorang yang kita kenal? Tetangga? Saudara? Teman? Anak? Cap apa yang akan kita berikan pada mereka?

Aku jadi teringat pada seorang teman sekaligus guru saat aku masih aktif di karismatik. Saat itu teman ini begitu bersemangatnya ingin menobatkan seorang saja (tidak 2 atau lebih) perex (perempuan experimen) yang mangkal di salah satu diskotek di jantung kota Surabaya. Namun, entah apa saja usaha yang sudah dilakukannya, tapi hal tersebut tidak pernah kesampaian hingga hari ini. Harus diakui, mendekati komunitas bisnis esek-esek memang tidaklah mudah, apalagi sampai menobatkannya.

Aku pun teringat akan seorang romo yang kukenal yang dulunya (entah apa sekarang masih) membentuk komunitas yang menampung PSK kelas teri di stasiun Wonokromo Surabaya. Dari sharing cerita yang kuterima, tidaklah mudah mendekati mereka ini. Para PSK yang bayarannya mungkin hanya cukup buat makan nasi pecel, karena memang yang dilayani adalah orang-orang di sekitar stasiun yang kumuh dan jorok itu.

Aku juga teringat pada seorang rekan di Jakarta yang dulunya tidak percaya bahwa dunia sudah semakin bobrok dengan maraknya prostitusi di Jakarta dan kota lainnya. Ketidakpercayaannya itu ditunjukkan saat kuperlihatkan daftar-daftar tempat hiburan yang full service dengan bisnis esek-esek itu.

Well… itulah dunia kita… kenyataan yang harus kita terima bahwa banyak godaan di sekitar kita. Saat kuliah, di fakultasku marak dengan rumor adanya sepasang kakak-adik yang pekerjaannya menjadi perex. Sepintas dilihat, memang dandanan dan perilaku mirip dengan deskripsi perex yang beredar di masyarakat. Selang beberapa tahun, aku sempat bertemu dengan keduanya di luar kampus bersama ibu mereka yang ternyata adalah orang yang cukup terkenal di kalangan gereja dan merupakan donatur yang cukup besar. Nah, hingga saat ini pun tidak ada yang pernah tahu kebenarannya… apakah mereka berdua benar-benar perex? Ataukah mereka hanya korban cap negatif akibat “kulit luar” mereka? Andaikan benar mereka perex, tidak dapat dipungkiri bahwa mereka berasal dari keluarga yang beriman.

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa hampir di setiap kota sudah ada bisnis esek-esek bahkan secara terang-terangan. Seorang teman saat ke Bali pernah bertanya padaku: “Apa yang pertama kali kamu pikirkan saat melihat seorang bule berjalan dengan seorang wanita lokal dengan pakaian yang super sexi?” Aku yakin yang ada di benak kita kebanyakan adalah “wah… CO (cewek orderan) nich”. Memang cap negatif itu patut dimaklumi, karena di Bali begitu banyak pasangan yang terlihat “kontras” saat berjalan: putih – hitam, alias bule – lokal. Namun apakah semuanya itu prostitusi? Tentu tidak, karena di antara sekian pasangan antar etnis itu, ada yang benar-benar cinta. Hanya saja entah kenapa dandanan cewek (baik pasangan maupun sekedar CO) yang berjalan bersama para bule itu selalu bisa dikategorikan sexi. Ada sich yang bilang karena “tuntutan” dari pasangan bulenya.

Minggu depan umat Katolik sedunia sudah mulai memasuki masa pra Paskah, yang dimulai dengan hari Rabu Abu. Abu dimaksudkan agar kita sadar bahwa kita hanyalah berasal dari debu/tanah yang kotor. Selama 40 hari itu pula, kita ditantang untuk mengendalikan hawa nafsu kita dan merefleksi diri kita dalam bentuk pantang dan puasa. Kita pun diminta untuk merasakan Jalan Salib Kristus.

Aku ingin sedikit mengutip kisah yang ada pada Injil Yohanes 8:2-11; di sana diceritakan bahwa seorang perempuan kedapatan berzinah dan dibawa kepada Yesus. Para ahli Taurat dan orang Farisi menyebutkan menurut hukum Taurat, maka perempuan tersebut harus dilempari dengan batu. Namun, Yesus malah berkata: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Yohanes menulis bahwa satu per satu orang mulai meninggalkan kerumunan itu dimulai dari yang tertua. Kisah ini menunjukkan bahwa tidak ada seorang pun di antara kita yang tidak berdosa. Dosa besar atau kecil itu hanyalah takaran saja, intinya tetap satu: DOSA.

Beberapa hari lalu aku menemukan jurnal dari seseorang di internet yang mengetengahkan bisnis esek-esek di beberapa kota di Indonesia. Capek juga bacanya, karena sedemikian panjang. Dan banyak hal yang kutemukan cukup mengagetkan karena sama sekali tak terduga sebelumnya. Kembali ke bisnis esek-esek… apakah yang akan kita lakukan apabila kita bertemu dengan salah seorang “ahli pijat aurat” tersebut? Bagaimana pula reaksi kita bila di antara mereka adalah orang-orang yang kita kenal atau bahkan kita sayangi? Inilah tantangan kita sebagai umat beriman.

Selamat menyambut Imlek dan Rabu Abu!

JN. Rony
20050202

eks bisnis makelar dan perantara, apa lu mau gua ada.

Posted By: Mamoru
Last Edit: 19 Jun 2011 @ 03:15 PM

EmailPermalinkComments (0)
Tags
Categories: Renungan

 Last 50 Posts
 Back
Change Theme...
  • Users » 2
  • Posts/Pages » 139
  • Comments » 0
Change Theme...
  • VoidVoid « Default
  • LifeLife
  • EarthEarth
  • WindWind
  • WaterWater
  • FireFire
  • LightLight

About



    No Child Pages.