28 Dec 2000 @ 3:32 PM 

Tak terasa setahun khan segera berlalu… banyak sekali suka-duka, kenangan manis-pahit yang telah kita rasakan selama setahun ini…
Sebagai manusia yang tahu rasa syukur pada Sang Pencipta, aku ingin merefleksi diriku, tentang apa yang telah kualami…

Aku menoleh kembali ke belakang…
Tak sadar selama ini pula aku telah ditempa dengan baik oleh Sang Maestro…
Banyak sekali pukulan-pukulan keras yang kuterima dari Sang Mpu…
Yang kurasakan cukup membuat aku tegar dan berdiri hingga saat ini…

Mei 1999, setelah melewati bulan-bulan penuh ketidakpastian dalam suasana reformasi (walau sampai sekarang masih), aku dikejutkan oleh berita kematian salah seorang adik kelasku, Lie Yovinus Yendi Lienardi (alm.) yang meninggal gara-gara dibacok tepat di depan kampus sendiri tanpa bisa melawan… aku tersadar bahwa “orang baik mati cepat” dan sekaligus mengingatkan aku akan “ketidaksiapanku” dalam menantikan “hariku”

Agustus 1999, aku berkutat dengan “panggilan hidupku”, aku begitu bingung menentukan arahku… saat aku menghadapi proses perkuliahanku yang membuatku stress. Aku kembali ikut Camping Rohani di Tumpang, dan di sana ternyata aku hanya melewatkan waktuku untuk tidur dan menyendiri… aku tahu… saat itu diriku telah kosong… semangatku telah hilang. Tapi dalam beberapa hari pula, Tuhan telah mengagetkan aku dengan peristiwa hebat… aku bisa tetap kuliah…

September 1999, aku marah banget ama Tuhan. Baru saja aku menyatakan diriku menerima “salibNya” sebagai seorang team Persekutuan Doa, aku harus menghadapi diriku sebagai orang tak beridentitas akibat dirampok di tengah jalan yang ramai di siang bolong! Kejengkelan demi kejengkelan kuhadapi yang membuat diriku semakin terpuruk dalam segala pekerjaan… Lambat laun aku melihat bahwa Tuhan telah berulang kali mengingatku, tetapi aku seakan tak peduli… Peristiwa ini semakin membuatku sadar akan berartinya hidupku ini… aku masih boleh menikmati udara (walaupun udara Surabaya begitu sesak) padahal saat ini 2 parang siap menembus perutku di kana dan kiri…

Desember 1999, aku kembali dikecewakan oleh sebuah peristiwa pernikahan kudus yang dirusak oleh sebuah birokrasi payah sebuah Gereja… Seorang temanku yang kami sayangi menikah tanpa memperoleh pelayanan yang layak (menurut aku!). Aku begitu marahnya… aku bahkan spontan mencaci paroki itu… Lambat laun, aku kembali mendapat sebuah peneguhan, kenapa aku begitu marah ? Ternyata aku sangat bodoh selama ini… aku begitu tidak adil pada temanku yang menikah dengan seorang yang beda agama. Aku tidak melihat bahwa cinta mereka mampu mengatasi segalanya… dan aku disadarkan oleh peristiwa ini…

Januari 2000, tak lama setelah aku melewatkan Natalku dengan wajah merengut, yang kuyakini telah membuat bayi Yesus kecewa… aku kembali diberi sebuah pengalaman pahit oleh dunia… aku harus merelakan “kakiku” dibawa kabur oleh seseorang yang “membutuhkannya”. Semalam setelah Tahun Baru benar-benar merubah hidupku secara TOTAL. Stress berkepanjangan benar-benar merubah hidupku… aku ingin teriak, tapi aku tak bisa… aku ingin marah, tapi aku tak tahu pada siapa… hanya satu penyadarku… TAKUT AKAN ALLAH, itulah yang kupegang… dan “tamparan” itu datang pada saat aku tugas lektor, yaitu aku “menampar” diriku sendiri dengan bacaan yang kubaca, Yesaya 55:8, ”Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku.”

April 2000, kulewati bulan-bulan dengan penuh pesimisme dan ketidak pastian… dan tibalah pada peristiwa agung sepanjang sejarah… Tuhan menyerahkan hidupNya pada kita… aku dikuatkan oleh sebuah permenunganku, akan betapa panjangnya dan betapa sukarnya jalan yang harus kutempuh ketika menjadi seorang Katolik… 10 tahun bukanlah masa yang singkat dan aku dihibur oleh sebuah pengharapan bahwa aku bisa tetap bertahan dalam segala pencobaan…

Juli 2000, legalah aku setelah berhasil sedikit demi sedikit membangun sebuah kepercayaan diri dan optimis. Aku telah berhasil melewati pula masa-masa penuh stress dalam menyiapkan ulang tahun PD kami… sungguh hari-hari yang berat dan emosi telah terlewati dengan baik… aku tahu bahwa masih banyak persoalan yang harus kuselesaikan antara diriku dengan sesama, keluarga, dan saudara satu tim… tapi aku saat itu yakin bahwa Tuhan akan membantu dengan cara-Nya… asalkan kami mau mengikuti ajaran Santo Paulus, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (1 Tes 5:18). Sayang, beberapa hari kemudian, aku harus mengambil jalan yang pahit, meninggalkan keluargaku… dan belajar hidup mandiri…

Agustus 2000, genap sebulan aku merasakan panas dan kejamnya dunia jalanan… untung aku masih mempunyai teman-teman yang senantiasa membantu aku bila aku membutuhkan… khususnya Yesus yang mau menjagaku senantiasa… aku, dalam permenungkanku tiap malam, sering merasakan bahwa hatiku kerap menangis sekaligus bersyukur, bahwa apabila aku tidak dijagai oleh Yesusku, tentunya aku telah jatuh ke dalam “pelukan” maut yang kerap aku senggol…

September 2000, hampir genap dua bulan sudah… akhirnya aku boleh memulai berdamai dengan keluargaku… tapi aku sadar bahwa aku telah banyak sekali membuang “masa depanku” termasuk studiku… dan akhirnya kuputuskan untuk memulai sebuah Klub Orang Tua Asuh… aku tak ingin mereka merasakan hal yang sama seperti aku… Ayo Sekolah!

Nopember 2000, kejenuhan kembali menaungi diriku… WPP yang kukelola menjadi terhambat, bahkan terancam nggak bisa terbit… pikiranku sungguh kosong waktu itu… untunglah Tuhan kembali mengirimkan orang-orang terbaiknya untuk men-share-kan pengalaman-pengalaman hidupnya yang mengagumkan (menurutku!) untuk boleh diterbitkan pada seminar yang diadakan PD kami… Puji Tuhan! Aku boleh melihat penderitaanku menjadi lebih ringan dari orang lain…

Desember 2000, bulan damai, bulan suci… menjelang Natal di saat umat Islam menjalankan puasa. Aku boleh ceria lagi oleh karena kehadiran teman-teman baru… aku juga masih bersedih oleh karena peristiwa-peristiwa yang kerap menjadi beban pikiranku… Lewat banyak hal aku belajar tentang diriku dan orang lain… dan aku telah memenangkan beberapa senyuman untuk itu! Hari Natal, hari lahir Yesusku… teristimewa di tahun Yubileum yang penuh rahmat… sayang harus dikotori oleh isu bom yang menjadi kenyataan… korban telah berjatuhan… hanya karena fanatisme agama ataukah karena permainan politik ? Tetapi aku boleh tetap bersyukur, bahwa aku boleh ditempatkan di kota yang menurut orang tergolong aman… kotaku terbebas dari bom Natal… Jujur saja, misa malam Natal kulewati bagaikan aku duduk di atas sebuah bom yang siap merenggut aku… walau aku terus meyakinkan diriku bahwa aku telah siap mati… padahal kenyataannya ??? Aku sungguh takut mati! Tak lama, kembali aku dikagetkan oleh kematian ayah seorang saudara dalam tim PD… seorang figur ayah yang membuat aku kagum… diam tapi pasti… seorang guru yang mampu membuat muridnya menangis di hari penutupan peti jenasahnya… dan kemudian, aku pun mendapat sebuah penghiburan oleh Santo Yohanes Rasul, pelindungku… bahwa hanyalah CINTA yang bisa mengalahkan segalanya… dan memang itulah ajaran Yesus yang terutama…

Aku belajar…
oleh karena cinta Tuhanku, aku boleh bersedih untuk bergembira
Aku belajar…
oleh karena cinta Tuhanku, aku disesatkan untuk bisa berjalan menuju terang
Aku belajar…
oleh karena cinta Tuhanku, aku dilemahkan untuk dikuatkan
Aku belajar…
oleh karena cinta Tuhanku, aku dimatikan untuk dibangkitkan
Hanya satu yang tersisa…
Apakah aku telah mempunyai cukup CINTA untuk membalas CINTA Tuhanku ???

JN. Rony
20001228

Posted By: Mamoru
Last Edit: 19 Jun 2011 @ 03:16 PM

EmailPermalinkComments (0)
Tags
Categories: Personal
 27 Dec 2000 @ 3:28 PM 

Rabu, 27 Desember 2000 baru saja kumasuki. Jam di komputerku sudah menunjukkan pukul 3.25 tapi tetap saja aku belum bisa memejamkan mataku… Dalam kesunyian ini, aku mencoba melihat kembali semua kejadian yang telah lewat dan aku teringat akan satu hal, bahwa hari ini bertepatan dengan pesta Santo pelindungku, Santo Yohanes Rasul dan Penginjil.

Dalam Kitab Suci, Yohanes dikenal sebagai “murid yang dikasihi” sehingga “diserahkanlah ibu-Nya” pada saat Yesus ada di kayu salib. Dulu, saat kupilih Santo Yohanes sebagai pelindungku saat Krisma, aku begitu ingin meneladan dia, yang sering digambarkan sebagai burung rajawali, yang senantiasa melayang tinggi, jauh di atas keduniawian… aku berharap aku dapat meneladan Kristus dengan lebih sungguh…

4 tahun berlalu… aku kembali melihat “peziarahan”ku setelah menjadi murid Kristus. Apa yang kudapatkan? Sungguh, aku seolah bercermin pada cermin yang pecah. Bayanganku terlihat pecah-pecah dan tak teratur… itulah aku selama ini, aku yang belum dapat (atau tepatnya enggan) meneladan Santo Yohanes. Selama ini aku melihat bahwa aku masih saja “bergaul” dengan dosa dan dosa dan dosa! Lalu apa gunanya aku memilih santo pelindung?

Kubuka kembali lembar-lembar sejarah… tertulis bahwa Santo Hieronimus pernah menulis, ketika Yohanes sudah beruban dalam kotbahnya selalu mengulang-ulang: “saling cinta-mencintailah! Itulah perintah Tuhan. Asal kamu lakukan, cukuplah bagimu!” Karena itu suatu saat seorang muridnya bertanya: “Mengapa Bapa selalu saja berbicara tentang cinta?” Jawab Rasul yang sudah sangat lanjut usia itu: “Hal lain manakah yang harus saya bicarakan? Tiada hal lain yang tahan uji kecuali cinta!”

Ya! Memang benar! Tiada hal lain yang melebihi CINTA! Dengan cinta, orang bisa berbuat apa saja… bahkan dengan cinta, orang bisa melakukan hal-hal yang mustahil! Tuhan kita sendiri telah melakukan hal yang “tidak masuk akal” hanya karena CINTA! Para martir dan orang kudus juga telah melakukan hal yang “bodoh” di mata dunia hanya karena CINTA!

Hati yang penuh cinta akan membawa kedamaian…
hati yang penuh cinta akan membawa sukacita…
hati yang penuh cinta akan membawa kebahagiaan…
apakah hatiku telah penuh dengan cinta???
Aku tak tahu…

27 Desember 2000
Pesta Santo Yohanes Rasul

JN. Rony
yang ingin mencintai…

Posted By: Mamoru
Last Edit: 19 Jun 2011 @ 03:16 PM

EmailPermalinkComments (0)
Tags
Categories: Personal
 25 Dec 2000 @ 1:39 AM 

Santa Klaus atau Sinterklas, siapa sich yang nggak tahu? Seorang sosok yang melegenda sedemikian kuatnya pada setiap masa Natal di seluruh dunia, hampir menyamai bahkan mungkin menutupi sosok Tuhan Yesus sendiri yang dilahirkan pada bulan Desember. Siapa sebenarnya dia itu ?

Sosok Santa Klaus, yang penampilan sebenarnya tidaklah seperti yang kita saksikan, adalah benar-benar ada, bukan hanya sekedar dongeng Natal. Nama aslinya adalah Santo Nicholas, seorang santo yang juga uskup di Myra (sekarang Turki) sekitar tahun 300-an. Lahir sebagai ank tunggal dari keluarga kaya dan menjadi yatim piatu pada usia muda, saat kedua orang tuanya meninggal karena wabah. Dia dibesarkan di sebuah biara dan pada usia 17 tahun, dia menjadi salah satu imam termuda. Banyak cerita tentang kedermawanannya, dia membagi-bagikan kekayaannya dalam bentuk hadiah kepada orang-orang yang membutuhkan, terutama anak-anak. Legenda menceritakan bahwa ia menjatuhkan kantong-kantong berisi emas melalui cerobong asap atau melemparkannya melalui jendela dan masuk ke dalam kaus kaki-kaus kaki yang tergantung di perapian.

Beberapa tahun kemudian Nicholas menjadi uskup, sehingga ia memakai topi uskup, jubah panjang, jenggot putih dan mantel merah. Setelah kematiannya, Gereja Orthodox mengangkat uskup ini sebagai seorang santo. Gereja tertua di Rusia dibangun untuk menghormati dia. Namanya diperingati setiap tanggal 6 Desember. Gereja Katolik Roma juga menghormatinya sebagai orang yang suka menolong anak-anak dan orang miskin. Santo Nicholas menjadi santo pelindung bagi anak-anak, pelaut (penumpang kapal), dan pedagang. Selain itu, ia juga dijadikan pelindung banyak kota, propinsi, keuskupan dan gereja. Dengan demikian, ia termasuk santo yang paling populer, sehingga ketika Gereja Katolik mulai merayakan hari Natal, Santo Nicholas digabungkan dalam perayaan Natal ini. Ketika jaman Reformasi, kaum Protestan tidak menghendaki Santo Nicholas sebagai tokoh mereka karena ia terlalu berbau Gereja Katolik. Karenanya, masing-masing negara atau wilayah akhirnya mengembangkan tokoh Si Pemberi Hadiah mereka masing-masing. Di Perancis dia dikenal sebagai Pere Noel. Di Inggris sebagai Father Christmas. Di Jerman sebagai der Weihnachtsmann (Manusia Natal). Ketika komunis mengambil alih Rusia dan tidak mengakui umat Kristiani secara hukum, bangsa Rusia menyebutnya Grandfather Frost, dan ia memakai baju biru bukan merah seperti biasanya. Di Belanda ia disebut Sinter Klaas (yang akhirnya di Amerika terjadi salah pengucapan menjadi Santa Claus). Nama Santo Nicholas masuk ke Amerika melalui para imigran Jerman, di sini dia dikenal sebagai Santa Claus. Santa-santa ini mengenakan berbagai macam warna kostum, kadang bahkan hitam! Tapi mereka semua memiliki kesamaan: berjenggot putih dan membawa hadiah untuk anak-anak.

Tokoh Santa Claus versi Amerika diambil dari legenda Belanda Sinter Klaas, yang dibawa oleh pendatang New York pada abad ke-17. Pada awal tahun 1773, nama Santa Claus muncul sebagai “St. A Claus”, kemudian seorang penulis terkenal, Washington Irving, yang memberikan informasi lengkap tentang Santo Nicholas versi Belanda. Dalam tulisannya, History of New York, yang diterbitkan pada tahun 1809 dengan nama samaran Diedrich Knickerbocker, Irving menggambarkan tentang kedatangan Santo ini dengan berkuda (tanpa ditemani Black Peter) pada setiap malam Santo Nicholas. Santa versi Amerika mulai dikenal pada tahun 1823 melalui tulisan A Visit from Saint Nicholas yang lebih dikenal dengan judul The Night Before Christmas yang ditulis oleh Clement Clarke Moore. Moore juga menyebutkan nama-nama dari rusa-rusa yang dipakai Santa, cara tertawa Santa, caranya mengedipkan mata, anggukan kepalanya, dan menyebutnya sebagai peri tua yang suka menghibur, bertubuh gemuk, dan masuk melalui cerobong asap.

Santa versi Amerika ini dikembangkan lebih lanjut 40 tahun kemudian oleh Thomas Nast, kartunis politik, yang menciptakan Santa untuk sampul depan majalah Harper ‘s Week edisi Natal dari tahun 1860 sampai tahun 1880. Santa ciptaannya digambarkan sebagai pria tua yang suka menghibur, bertubuh gemuk dan menghisap pipa bergagang panjang. Nast menambahkan cerita-cerita seperti tempat kerja Santa di Kutub Utara (tempat Santa membuat mainan) dan daftar anak baik dan anak nakal di seluruh dunia yang dimiliki oleh Santa. Akhirnya, dari tahun 1931 sampai tahun 1964, Haddon Sundblom menciptakan Santa baru setiap Natal untuk iklan Coca Cola yang muncul di seluruh dunia, bukan lagi sebagai peri namun digambarkan sebagai manusia. Santa inilah yang kita kenal sekarang, dengan kostum merah berhias bulu-bulu putih, sepatu bot dan sabuk kulit, jenggot panjang putih dan sekarung mainan yang tergantung di punggungnya. Dalam cerita versi modern ini, hanya para pekerja yang membantu Santa membuat mainan yang berwujud peri. Rudolph, rusa kesembilan, yang berhidung merah mengkilat, diciptakan pada tahun 1939 oleh seorang penulis iklan untuk perusahaan Montgomery Ward Company.

Banyak anak-anak yang bertanya-tanya di manakah sebenarnya Santa ini berasal dan di mana ia tinggal jika sedang tidak membagi-bagikan hadiah. Akhirnya tersebar cerita bahwa Santa Claus tinggal di Kutub Utara, di sana jugalah ia membuat mainan-mainannya. Pada tahun 1925, karena rusa tidak mungkin hidup di Kutub Utara, maka koran-koran banyak yang memberitakan bahwa Santa Claus sebenarnya tinggal di daerah Finlandia. Pada tahun 1927, Markus Rautio, seorang pemandu acara “Children’s Hour” di radio Finlandia mengungkapkan sebuah rahasia besar, yaitu: Santa Claus sebenarnya tinggal di suatu tempat yang bernama Ear Fell. Tempat ini terletak di perbatasan timur Finlandia, tempat ini berbentuk seperti telinga seekor kelinci, yang sebenarnya merupakan telinga Santa Claus, dengan telinga inilah ia mendengarkan apakah anak-anak di seluruh dunia berlaku manis atau tidak. Santa mempunyai sekelompok peri yang selalu sibuk membantunya membuat mainan. Setelah berabad-abad, berbagai macam kebudayaan dari belahan bumi utara berbaur menjadi satu dan menciptakan tokoh Santa Claus untuk seluruh dunia. Santa yang selalu awet muda, abadi, manusia berjenggot putih yang tidak dapat mati yang selalu membagi-bagikan hadiah pada hari Natal dan selalu pulang kembali ke Finlandia.

Tepat pada tanggal 9 Mei 1087, para pemilik kapal dari Italy, mengambil semua tulang-tulang dan semua sisa dari tubuh Santo Nicholas untuk dipindahkan dari Turki ke Italy ke kota Bari dan disana dibuat satu gereja besar yg diberi nama St. Nicolaas Katedral. Oleh sebab itu, tiap tanggal 9 Mei orang Italy merayakan hari St. Nicolaas sebagai pelindung para pelaut.

dari berbagai sumber
JN. Rony
20001225

Posted By: Mamoru
Last Edit: 19 Jun 2011 @ 03:16 PM

EmailPermalinkComments (0)
Tags
Categories: Artikel

 Last 50 Posts
 Back
Change Theme...
  • Users » 2
  • Posts/Pages » 139
  • Comments » 0
Change Theme...
  • VoidVoid « Default
  • LifeLife
  • EarthEarth
  • WindWind
  • WaterWater
  • FireFire
  • LightLight

About



    No Child Pages.