12 Nov 2006 @ 3:58 PM 

Siang itu kulahap lagi potongan daging ayam KFC. Resmilah jadi hari ke-5 aku berturut-turut menyantap KFC dengan menu yang sama. Agaknya kejenuhan yang amat sangat telah menghampiriku lagi dan kali ini KFC-lah yang menjadi sasaran pelampiasanku. Agh! Aku butuh suasana baru… aku capek! Memang, pasca libur lebaran yang kuisi dengan aktivitas menjadi supir+guide dadakan agaknya masih belum cukup mengusir kejenuhan yang telah kualami setelah 2,5 tahun menghuni pulau yang indah namun juga membosankan ini. Aku harus berlibur, kataku pada diriku sendiri. Kemana, aku tak tahu… ku belum bisa berpikir karena malam dan esok hari aku harus menemani tamu kantor, orang dari daratan Cina yang sedang berlibur ke Bali. Mengingat ini kunjungan pertamanya, hingga minggu malam aku benar-benar dimanfaatkannya untuk menikmati Bali dan hasilnya setelah mengantarnya kembali ke bandara, aku pulang dengan badan capek dan kepala pusing.

Hari Senin kulalui dengan segala rutinitas biasanya lagi. Namun aku sudah bertekat, aku harus berlibur!!! Hari itu kuselesaikan segara pekerjaanku untuk seminggu ke depan, tapi masalahnya adalah aku masih belum tahu harus kemana? Ach… peduli amat, kupikir. Biar besok saja kutentukan arah tujuanku… yang penting semua pekerjaan harus selesai dan kamar kost pun harus segera dibereskan. Malam itu mobil pun kubersihkan dan kusiapkan untuk sebuah petualangan… and here i go…

Day 1, kupacu mobilku dengan kecepatan standar ke arah barat pulau Bali. Sepanjang perjalanan kunikmati pemandangan alam Bali yang selama ini kuabaikan, karena kebanyakan aku melewatinya pada malam/dini hari. Oh… betapa hijaunya alam ini, sawah-sawah terasering yang sering menjadi kebanggaan Bali begitu indahnya terhampar di kiri atau kananku. Sayang, menjelang sunset aku yang rencananya ingin menikmatinya di daerah pantai Soka atau Medewi jadi kuurungkan karena hujan πŸ™ Herannya selama di Denpasar, hujan tak kunjung turun, sedangkan di daerah Tabanan, Jembrana, Negara sampai Gilimanuk aku kerap ditemani oleh hujan deras. Sesampai di Negara, aku menyempatkan diri untuk mengunjungi seorang teman lama satu sekolah yang hidup dan membuka usaha di kota kecil di Bali Barat ini. Di sana kulepaskan sejenak kepenatanku sambil dijamu makan malam dan mengobrol hingga larut malam. Topik perbincangan pun bervariasi, mulai dari gosip, update news tentang teman-teman, sampai ke politik πŸ™‚ yah, namanya juga ngobrol santai. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12 tengah malam, walau aku diminta untuk menginap, namun kutolak karena aku ingin segera menyeberang ke Jawa. Setibanya di kapal, kucoba untuk tidur namun perutku agaknya tidak bisa diajak kompromi dan hasilnya badan jadi tidak enak dan sulit tidur. Malam itu kuseberangi selat Bali dengan perasaan gundah tanpa tujuan yang jelas. Setibanya di Ketapang, kubelokkan mobilku ke arah Banyuwangi dan tak jauh dari pelabuhan kuhentikan mobilku di sebuah hotel murah meriah untuk beristirahat sambil buang hajat. Malam itu kutertidur dengan perasaan yang bercampur aduk, karena esok aku akan menempuh perjalanan yang belum pernah kulakukan… sendirian dan tak tahu jalan…

Day 2, kuterbangun dari tidurku yang kurang nyaman dan kulihat jam di hp-ku sudah menujukkan pukul 7. Wah, kesiangan nich… ternyata alarm yang kunyalakan di hp-ku yang lain salah setting, karena masih menggunakan waktu Bali, pantas aku tidak dengar. Segera kumandi dan membereskan semua barang-barang dan check-out serta makan pagi. Well, untuk kamar seharga 66.500 semalam dan dapat breakfast untuk 2 orang, hotel ini tergolong sangat murah. Maklum, walau kamarnya jelek sekali dan ac-nya berisik, namun dengan makan pagi soto/rawon, kuhitung-hitung jika kamar ditempati berdua, tentunya sangat-sangat murah. Setelah makan, kupacu lagi mobilku menuju ke arah Jember. Gila! Halus juga jalanan di selatan ini, kupikir. Dibandingkan lewat jalur utara yang jalannya penuh lubang, ditambah lagi sinyal hp untuk 2 operator gsm yang kupakai semuanya bagus, termasuk di daerah Kalibaru yang jalanannya berkelok-kelok memutari gunung. Ada satu fenomena yang kutemui di sana, yaitu begitu banyak orang-orang, tua-muda, laki-laki dan perempuan, yang mengais rejeki “recehan” dari pengemudi mobil yang melintasi jalur yang cukup maut tersebut dengan memberikan aba-aba di tiap tikungan. Bahkan menurut seorang teman, jika malam hari mereka membawa lentera sebagai penerangan, karena di sana memang tidak ada penerangan jalan dan jumlah para penunjuk jalan ini sangat banyak, seperti polisi “cepek” di Surabaya atau Jakarta. Setelah sekitar 4 jam, tibalah aku di kota Jember dan siang itu kutemui seorang teman yang sedang berjuang hidup dan bekerja di kota yang jauh dari keramaian ini. Kami makan siang bersama, menyantap ikan bakar rica-rica yang super pedas dan membuat perutku panas dan sakit, sambil ngobrol santai. Malam itu aku ditampung di rumahnya dan kami menyempatkan diri makan ronde dan angsle setelah temanku ini pulang kerja, disambung dengan ngobrol sampai tengah malam, baru tidur untuk memulihkan tenaga yang telah terkuras.

Day 3, pagi itu kuucapkan selamat berpisah pada temanku di Jember dan kulanjutkan kembali perjalananku menuju ke Malang. Selepas dari Lumajang, jalanan yang kulalui sangatlah berliku dan cenderung berbahaya bagi yang belum terbiasa menyetir di jalanan gunung. Sekali lagi aku merasakan betapa indahnya alam Indonesia ini, sayang aku tidak memiliki kamera yang mampu mengabadikan pemandangan indah tersebut, ditambah lagi hatiku agak deg-deg-an melihat indikator bensin mendekati huruf E akibat kelalaianku tidak mengisi bensin saat melintasi Lumajang tadi. Aku terus berdoa agar jangan sampai mogok di tengah jalan, karena di sepanjang jalan tidak ada tanda-tanda kehidupan. Tak kurang 1 jam aku berkelok-kelok dengan perasaan was-was dan konsentrasi tingkat tinggi, akhirnya aku bisa bernafas lega karena aku menemukan peradaban dan pom bensin! Setelah mengisi bensin dan sedikit meringankan diri di toilet, kulanjutkan perjalanan yang ternyata masih saja berkelok-kelok bahkan lebih parah lagi karena begitu banyak truk dan bus yang jalannya lambat dan membentuk iring-iringan panjang. Sekitar 4 jam lebih aku menyetir, akhirnya… Malang, here i come! Di kota ini aku bertemu lagi dengan beberapa teman lama dan melepaskan kangen pada beberapa depot favoritku πŸ™‚ memang Malang termasuk salah satu kota yang bisa membuatku betah untuk tinggal.

Day 4, pagi ini aku agak malas bangun… badanku masih capek dan kepalaku masih agak pening. Kupaksakan untuk bersiap melanjutkan perjalananku. Setelah menemui seorang romo pembimbing yang lama tak kukunjungi, aku menjemput seorang teman yang hendak ke Surabaya pula, lumayan… ada teman di perjalanan untuk ngobrol. Untung perjalanan tidak terlalu lama ditempuh walau tol gempol-porong kembali ditutup karena tanggul retak. Bencana Lapindo ini emang menyedihkan dan merepotkan banyak orang. Setibanya di Surabaya, aku langsung makan siang bakso kesukaanku di kawasan Majapahit dan setelah mengantar temanku, aku menuju ke kantor untuk beberapa keperluan. Setelah pulang kantor, barulah aku menuju ke rumah dan ternyata aku tiba di hari tetangga depanku rumahku meninggal. Pak dokter itu telah tiada, semoga almarhum diterima di sisiNya. Amin.

Hari ini sudah masuk hari ke-6 dan aku masih enggan untuk kembali ke Bali. Begitu berat beban yang kurasakan, membuatku memilih untuk menjauhi segala keramaian untuk sesaat. Tak banyak yang kulakukan di kotaku ini, kecuali berusaha menenangkan diri dan mencari hikmah atas segala peristiwa. Sanggupkah kuhadapi kenyataan yang ada di depan mata? Aku tak tahu, bahkan tak yakin. Mungkin memang lebih mudah melarikan diri dan bersembunyi. Segala kebanggaan itu agaknya telah tiada, hancur oleh kekhilafan diri. Malam-malamku masih saja diselimuti oleh pertanyaan-pertanyaan… dan aku berharap dapat segera menemukan jawabannya…

JN. Rony
20061112

hidup adalah sebuah pilihan…

Posted By: Mamoru
Last Edit: 19 Jun 2011 @ 03:15 PM

EmailPermalink
Tags
Categories: Personal


 

Responses to this post » (None)

 
Post a Comment

You must be logged in to post a comment.

Tags
Comment Meta:
RSS Feed for comments

 Last 50 Posts
 Back
Change Theme...
  • Users » 2
  • Posts/Pages » 139
  • Comments » 0
Change Theme...
  • VoidVoid « Default
  • LifeLife
  • EarthEarth
  • WindWind
  • WaterWater
  • FireFire
  • LightLight

About



    No Child Pages.