08 Aug 2006 @ 3:48 PM 

Jumat malam lalu aku menyempatkan diri untuk menonton bioskop, sebuah aktivitas yang sudah lama tidak kulakukan. Kuingat film terakhir yang kutonton di bioskop Bali adalah Harry Potter yang ke-4; setelah itu baru beberapa minggu terakhir ini aku cukup sering nonton, dimulai dari Superman Returns, Pirates of the Caribeans dan yang terakhir adalah film animasi garapan dari Disney dan Pixar, Cars. Film semua umur ini berkisah tentang sebuah mobil balap bernama Lighting McQueen pada saat dirinya dalam perjalanan hidup menuju ke puncak karir menyadari keberadaan dan realita hidup sekitarnya. McQueen adalah pendatang baru (Rookie) dalam arena balap memperebutkan piala Piston Cup, yang tampil secara fenomenal dan berpeluang besar. Impiannya adalah menjuarai Piston Cup dan memperoleh sponsor dari perusahaan besar yang diidamkannya. Dalam perjalanan karir balapnya McQueen dikenal bengal dan tak peduli pada orang (baca: mobil) lain. Kesuksesan membuatnya pongah dan lupa pada sekitarnya.

Dalam perjalanan duel ulang McQueen secara tak sengaja terdampar di kota Radiator Spring di Route 66, sebuah kota yang punya masa lalu ramai dan gemilang. Radiator Spring menjadi sepi semenjak dibangunnya Jalan Negara yang memotong jalur perjalanan menjadi lebih singkat. Di kota itulah McQueen bertemu dengan mobil-mobil lain dan belajar tentang arti kehidupan. Melalui karakter unik masing-masing penghuni kota itu, McQueen disadarkan bahwa banyak yang lebih penting dibandingkan sekedar trofi, ketenaran dan sponsor. McQueen disadarkan dan belajar tentang makna persahabatan, sportifitas, dan cinta. Walaupun pada akhirnya McQueen tidak menang dalam lomba balap Piston Cup, namun toh akhirnya McQueen-lah yang menang secara moral.

Sore tadi seorang teman sedikit berkeluh kesah tentang kondisi perusahaannya yang terasa kurang nyaman suasananya. Bila dilihat, apa yang diterima (baca: gaji) teman itu tidaklah kecil, melainkan lebih dari cukup. Namun kenapa dia merasa kurang nyaman? Lewat obrolan pendek, diketahui bahwa suasana kurang nyaman itu akibat persaingan kerja yang tidak sehat. Kebetulan dalam perusahaannya itu baru dilakukan perombakan yang cukup besar. Banyak pos-pos yang diganti, dengan alasan penyegaran. Akibat dari perombakan ini, mulailah timbul penjilat-penjilat yang berusaha untuk menguatkan posisinya di pos yang baru, istilah kerennya carmuk alias cari muka. Kegelisahan-kegelisahan sebenarnya sudah ditunjukkan oleh cukup banyak karyawan, namun karena pemimpin perusahaan tersebut kurang tanggap akan situasi yang terjadi di lapisan bawah, jadilah kondisi kerja makin tak nyaman. Si bos merasa sudah memberikan gaji yang tinggi pada karyawannya, fasilitas lengkap, dan banyak lagi. Namun, akibat terus-menerus mendapat tekanan dari bos yang kurang peduli dan mudah marah, ditambah lagi dengan tindakan-tindakan mereka yang carmuk dalam menjelekkan orang yang tidak disukai, jadilah korban pun tetap berjatuhan.

Kedua kondisi di atas tidaklah mirip 100%. Namun sikap dan tindakan bos temanku itu mirip dengan Lighting McQueen, si mobil balap yang menjadi sombong karena merasa diri hebat. Si bos hanya melihat dari sisi materi dalam mensejahterakan karyawannya. Si bos tak peduli dengan aspirasi karyawannya, hanya percaya pada orang-orang yang sayangnya malah memanfaatkan posisinya untuk terus-menerus mancari muka dengan cara menjilat apa yang bisa dijilat (begitu istilah seorang temanku). Seandainya si bos mau belajar untuk “turun” ke bawah dan belajar mendengarkan aspirasi karyawannya, mungkin si bos bisa terbuka hati dan pikirannya. Seperti pencerahan yang diperoleh oleh McQueen di kota Radiator Spring, yaitu dalam hidup banyak hal yang lebih penting daripada trofi (baca: menang), ketenaran (baca: terkenal), dan sponsor (baca: kaya); mungkin si bos bisa menyadari bahwa gaji tinggi bukanlah segalanya yang dicari oleh para karyawannya.

Aku pernah beberapa kali mewawancarai para pelamar kerja di perusahaan tempat aku berkerja. Lewat wawancara itu aku banyak menemui kenyataan bahwa masih cukup banyak orang bekerja untuk hidup, bukan untuk uang. Maksudnya adalah beberapa dari pelamar tersebut mencari pekerjaan yang bisa memberikan kepastian dalam hidupnya, atau lebih tepat disebut mencari status karyawan tetap; mengingat saat ini banyak perusahaan yang memberlakukan sistem kontrak tanpa mau menjadikan mereka karyawan tetap. Mengejutkan memang, tapi itulah kenyataan yang kutemui. Banyak yang bersedia pindah, walaupun pekerjaan yang sekarang mereka geluti sudah memberikan gaji yang lebih tinggi daripada yang bisa kutawarkan.

Kisah hidup Lighting McQueen, yang walaupun hanya berupa kartun khayal, ada baiknya untuk kita ambil hikmahnya. Hidup adalah sebuah perjalanan, bukan akhir. Banyak hal yang harus kita perjuangkan dalam hidup, namun banyak hal yang harus kita nikmati pula dalam hidup ini. Jadi jika ada yang bilang gaji tinggi bukanlah segalanya, well… aku pun mengamininya.

Kachoo!!!

JN. Rony
20060808
“That there’s some good in this world, and it’s worth fighting for.” — Samwise Gamgee

Posted By: Mamoru
Last Edit: 19 Jun 2011 @ 03:15 PM

EmailPermalink
Tags
Categories: Renungan


 

Responses to this post » (None)

 
Post a Comment

You must be logged in to post a comment.

Tags
Comment Meta:
RSS Feed for comments

 Last 50 Posts
 Back
Change Theme...
  • Users » 2
  • Posts/Pages » 139
  • Comments » 0
Change Theme...
  • VoidVoid « Default
  • LifeLife
  • EarthEarth
  • WindWind
  • WaterWater
  • FireFire
  • LightLight

About



    No Child Pages.