Desember 2006, aku telah berjanji pada diriku sendiri untuk berubah. Menikmati hidup dan menjalaninya dengan nikmat adalah salah satu target yang harus kucapai. Mungkin karena kebosanan demi kebosanan sudah kulalui selama 2 tahun terakhir. So, dengan melewati hari jadiku yang membuatku makin tua di awal bulan, aku segera persiapkan liburan akhir tahun dengan menyelesaikan segala pekerjaan kantor, salah satu di antaranya adalah mengatur distribusi parcel untuk para nasabah. Kali ini yang dijadikan pilihan parcel adalah wine. Dari yang awalnya hanya niat beli belasan botol untuk nasabah kantor di Bali, malah berkembang jadi beli puluhan botol untuk nasabah kantor di Surabaya! Tak kurang dari 40 botol kubeli saat itu… benar-benar membuatku terkenal di supermarket itu :p Setelah itu mulailah mengirim dan silahturahmi dengan beberapa nasabah. Menjelang Natal, aku pun bergegas pulang ke Surabaya. Lega rasanya tugas-tugas kantor hingga akhir tahun bisa terlselesaikan dengan lancar dan terjadwal.
Malam Natal, sekali lagi aku bertugas jadi lektor di gerejaku di Kepanjen. Memang, ada beberapa senior seperti aku yang juga hanya bertugas di misa Natal dan Paskah, maklum… kami sudah jadi makhluk perantauan. Setelah itu, akhir tahun kuiisi dengan pergi makan dengan beberapa teman SMA. Wisata kuliner memang menjadi salah satu kegiatanku setiap mudik dan kali ini yang sudah jadi menuku adalah: lontong balap (jl. kalasan), bakso (pak warso), tahu tek (kelilingan), empal penyet (bu kris), nasi bebek (kayu tangan), es kacang ijo (jl. arjuna), kweetiau (apeng), pangsit mie ujung pandang (jl. kedung doro), batagor (jl. ngagel madya), mie goreng (369), ikan bakar (bamara), kepiting super (layar – mega visa 25% off!), swikee (jatiwangi), ikan gurami goreng (prima rasa), steak (boncafe) golden rama chinese food (mandiri visa 50% off!), element ice cream (mandiri visa 50% off!), dome (hsbc visa buy 1 get 1 free), ayam goreng mama (gm 1), sushi tei (gm 2), panda kitchen (g-walk), jagung bakar (jl. maker), dan masih banyak lagi yang bikin dietku jadi rusak π Nice enough bertemu dengan teman SMA, even agak canggung karena dah ada yang hampir 10 tahunan ga ketemu, tapi semua itu ga jadi soal… the most important thing dari chit-chat dan makan-makan itu kita serasa muda lagi π dan untuk sesaat bisa berbagi keceriaan satu sama lain. Hmmm… ternyata angkatanku banyak juga yang masih IJO LUMUT (Ikatan Jomblo Lucu dan Imut, pinjem istilahnya si Ipo π
Another activity is… bowling! Whoa… almost 2 years ga bowling, kemarin pas akhir tahun diniatin bowling di AJBS dan ternyata malah kasih ide kegiatan baru buat nanti pas balik Bali *yippie!* Sejak Desember lalu aku juga mencanangkan hari olah raga badminton lagi buat diriku, setelah 2 tahun berhenti dari badminton dan not badlah… berharap berat badan bisa turun, hehehehe… tapi Sayang waktu mudik kemarin berat badan malah nambah akibat banyaknya wisata kuliner. Malam tahun baru kulewati bersama beberapa teman nonton kembang api di G-Walk yang ternyata cuma “gitu-gitu” aja (kurang seru) dan dilanjutkan kembali pada permainan kartu baru, boardgame yang dinamakan “Sequence”, fun enough. Tak terasa 1 tahun lagi telah kulewati dan pagi pun menjelang di saat aku tertidur kecapekan.
1 Januari 2007, hari pertama di awal tahun yang baru tiba-tiba ternodai oleh berita sedih sebuah pesawat terbang hilang dari peredaran. Entah ada apa dengan bangsa ini, sehingga kelihatannya duka masih saja enggan beranjak. 1 minggu menjelang pergantian tahun sudah 6 kapal tenggelam akibat cuaca buruk, kini bertambah lagi sebuah pesawat bisa tiba-tiba hilang tanpa bekas. Kini sudah 1 minggu lebih, namun tetap tak ada tanda-tanda pesawat itu ditemukan. Meledak? Tenggelam? Dibajak? Diculik UFO? Atau??? Belum ada yang tahu nasib pesawat itu… Akibat cuaca buruk pula, aku menunda kepulanganku ke bali, walau sebenarnya aku perlu segera kembali karena adminku resign mendadak dengan cara yang kurang profesional. Untunglah staff lainnya sudah bisa kembali lebih dulu dari liburan dan aku memonitor dari kantor Surabaya.
Makan, Mall, dan Bowling, itu aktivitas yang kulakukan sembari menunggu cuaca buruk mereda. Selain itu aku mendampingi temanku yang lucu dan sempat membuatku shock karena 2 bulan keluar masuk toko dan pameran komputer untuk mencari laptop yang mau dibeli. Akibatnya jadi bingung karena pilihan jadi makin banyak dan terlalu banyak opini yang diterima π untung akhirnya dia memutuskan mengambil merk kesayangannya… hehehe π Congrats buat si Oot dengan Toshiba barunya π Sampai akhirnya aku pun harus benar-benar kembali ke rumah keduaku, Bali. Perjalanan panjang kembali kutempuh, dengan kondisi badan yang kurang fit disertai masuk angin, kutempuh perjalanan selama 15 jam lebih… super lama tapi yang terpenting aku sampai di kamar yang lama kutinggalkan dengan selamat π
Banyak hal yang telah kuperoleh dan kutinggalkan di sepanjang tahun 2006. Jejak-jejak kaki di pantai yang kubuat ada yang membekas, ada pula yang hilang tersapu ombak. Mungkin 2006 bukanlah tahun favoritku, tapi aku percaya bahwa Tuhan membentukku dengan keras di tahun itu. Begitu banyak pertistiwa kualami, baik sedih maupun gembira dan semua itulah yang membuatku seperti sekarang ini. Kini di tahun 2007 aku berharap dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Aku berdoa dan berusaha agar dapat bangkit dari kesalahan masa laluku. Mungkin aku tak perlu lagi memakai topeng atau memainkan peran, tapi hanya perlu menjadi diriku sendiri sepenuhnya. Aku percaya ini adalah tahun kebangkitan dan pengharapan buatku. Disertai dengan berkat dari para romo yang mengenalku dan doa-doa dari semua orang yang mempercayai aku… aku yakin dan mantap untuk menuliskan perjalanan baruku di lembaran yang baru pula. AKu jadi teringat lagu Hillary Duff saat awal dia populer: “If it’s over, let it go and come tomorrow it will seem so yesterday”
Ya, harapan masih ada di depan mata!
JN. Rony
20070109
Detik-detik menjelang ajal mungkin terasa berat dan menakutkan bagi sebagian orang. Pernah ada seorang bertanya padaku, apa yang akan kulakukan jika nyawaku hanya esok aku harus mati? Hari ini aku bersyukur telah diberi kesempatan perpanjangan kontrak untuk hidup di dunia ini. Tak terasa, diam-diam aku telah memasuki usia yang tak lagi remaja. Walaupun aku sadar telah banyak tahun kubuang dengan percuma, tahun ini aku benar-benar disadarkan setelah mengalami banyak hal yang mengubah hidupku.
Dini hari tadi, aku dikejutkan oleh pesan dari seorang teman curhatku lewat YM. Selain dia mengucapkan selamat, dia juga mengungkapkan kesedihannya ditinggal pergi oleh seorang saudaranya yang bisa dibilang masih sangat muda. Semenjak kecil, saudaranya memang mengalami kelainan pada jantungnya dan kemarin malamlah saatnya dia mengakhiri kontrak hidupnya di dunia. Hidup sungguh pendek dan penuh dengan misteri… lalu apakah yang akan kulakukan? Aku tak tahu kapankah kontrakku akan berakhir dan hari demi hari, waktu begitu cepat berlalu.
Hari ini, hari dimana aku berusaha untuk ceria… namun agaknya masalah masih enggan berpaling dariku. Sehari penuh aku dibuat bete oleh seorang nasabah yang sulit sekali untuk ditemui. Resiko pekerjaan? Mungkin. Malamnya… lagi-lagi sebel karena ada yang asal buka harga untuk sebuah domain yang harganya tak lebih dari 25 dolar, namun mau dijual dengan harga 40 Ribu dolar. Well… aku berusaha untuk tetap tersenyum dan sabar.
Ajal itu telah menjelang dan kini hidup baru telah tiba. Aku berharap agar berkat senantiasa berkecukupan atasku dalam menjalani sisa-sisa kehidupanku. Santo Nicholas, dampingilah aku senantiasa… Amin.
New day has come…
JN. Rony
20061206
thx untuk semua yang masih mengingatku dalam hidupnya…
Melanjutkan perjalananku mencari arti kehidupanku, dalam setiap kesempatan aku bertemu dengan orang-orang, baik yang telah lama kukenal maupun yang baru kukenal, aku mencoba untuk terus menggali sebuah misteri ilahi akan kehidupanku. Hidup itu aneh, fantastis, sekaligus penuh dengan misteri. Dalam beberapa kesempatan aku bertemu dengan teman-teman yang “terpaksa” hidup dan tinggal di kota-kota kecil hanya karena keadaanlah yang menuntut mereka untuk hidup di sana. Beberapa orang temanku adalah contoh orang yang lahir dan dibesarkan di kota besar yang akhirnya saat ini harus hidup dan tinggal di kota kecil, mereka harus meninggalkan segala fasilitas dan hingar-bingar yang dulu dengan mudah didapatkan, untuk menetap di kota yang jauh dari keramaian. Dalam perjalananku yang sekaligus mengunjungi mereka, walaupun aku merasakan kebosanan mereka akan rutinitas hidup di kota kecil yang miskin hiburan, aku dapat merasakan pengorbanan mereka akan tanggung jawab dan tugas yang harus mereka emban. Aku sungguh salut dan patut belajar dari mereka, teman-teman yang berusaha untuk tabah menjalani hidup mereka. Memang, kunci dari sebuah kesenangan adalah bagaimana kita mengolah sebuah situasi yang membosankan sekalipun menjadi menyenangkan. Inilah yang mungkin belum mampu kulakukan, sekalipun aku saat ini tinggal dan hidup di sebuah pulau yang termasuk salah satu destinasi favorit dunia.
Dalam sebuah kesempatan aku bersama dengan seorang teman, aku mencoba mengangkat kebosanan dengan bercerita tentang masa lalu. Kami bercerita tentang betapa senangnya saat-saat lalu, pergi makan bersama di warung emperan, menonton bersama, jalan-jalan, dsb. Saat yang menyenangkan ketika semuanya masih bujangan, semuanya berubah saat satu per satu dari kami ada yang menikah hingga saat ini sudah ada yang mempunyai beberapa orang anak. Intensitas pertemuan pun berkurang karena bagi yang berkeluarga tentu harus mengutamakan keluarganya. Aku pun banyak belajar dari teman-temanku yang berkeluarga itu, terutama menghadapi anak kecil, sebuah hal yang dulunya kuhindari namun mengingat “keponakan”-ku makin banyak, mau tak mau aku mulai terbiasa dengan kehadiran anak-anak di sekitarku.
Manusia akan berubah, itulah makna yang saat ini sedang kucoba untuk kucerna. Sebuah pemahaman yang dulunya kurasa telah kupahami, namun ternyata pemahamanku begitu dangkal sehingga pada saat itu tiba, aku sungguh tak siap menghadapi sebuah perubahan. Sebuah perubahan yang diiringi dengan tanggung jawab dan konsekuensi pasti akan dihadapi oleh setiap orang. Beberapa waktu lalu aku sempat menuliskan tentang menjadi tua itu pasti, namun menjadi dewasa itu sebuah pilihan. Kusadari bahwa saat ini aku telah makin tua, namun aku mencoba untuk merefleksikan diri, apakah aku telah dewasa? Beberapa waktu lalu, telah kulakukan sebuah kebodohan terbesar sepanjang hidupku. Sebuah tindakan yang akhirnya merugikan diriku dan telah merenggut segala kebanggaan yang telah dengan susah payah kuraih di masa lalu serta menghancurkan mimpi-mimpiku di masa depan. Saat itu tiada lagi yang tersisa dalam diriku selain rasa malu yang teramat sangat. Lewat bantuan beberapa orang, aku mencoba untuk bangkit kembali dan lewat sakramen tobat aku memperoleh pengampunan atas kesalahanku itu. Namun, setiap tindakan tentu memiliki konsekuensi yang harus dihadapi, inilah yang belum sanggup kuhadapi. Takut? Mungkin itulah yang membuatku lebih memilih hidup dalam pelarian dan pengasingan daripada menghadapi sebuah perubahan.
Hmmm… entah apa rencana Tuhan atasku, lewat berbagai peristiwa aku seolah ditegur dan disadarkan agar lebih sering bersyukur atas apa yang telah kuperoleh saat ini. 3 tahun sudah, aku makin jauh dari hadirat-Nya, entah perbuatan nekat apa saja telah kulakukan sepanjang 3 tahun ini, semua tindakan yang hanya didasarkan atas intuisi dan emosi tanpa pemikiran yang matang, dan terutama tanpa berkonsultasi dengan Dia yang selama ini setia menjagaiku. Lewat perjalanan dan pencarian jati diri ini, mataku seolah dibukakan dari tidur yang lelap. Dalam kesendirian inilah kuperoleh hikmah atas segala peristiwa yang telah kulakukan, sebab dan akibat, itulah perubahan yang harus dihadapi.
Malam makin larut, hawa panas masih saja menghinggapi kota ini seiring enggannya hujan turun. Kucoba untuk menata kembali masa depanku. Dalam kesendirianku ini, kucoba menyiapkan diri menghadapi perubahan akibat dari sebuah konsekuensi. Aku sadar akan pengorbanan yang harus kulakukan nanti, berharap jika saatnya tiba aku telah siap. Sampai kapan pengasingan ini kujalani, aku tak tahu. Aku hanya terus berdoa agar Tuhan mau mengampuni aku dan melapangkan jalanku untuk kembali kepada-Nya. Seperti nasehat guruku, sekalipun bersalah mintalah pembelaan pada Tuhan, yakin bahwa Tuhan berbelas kasih dan mau membelaku. Hidupku tak lagi seperti yang dulu, itu adalah kenyataan dan itulah yang harus kuhadapi… Tubuhku makin basah oleh keringat, agaknya putaran kipas anginku tak sanggup melawan hawa panas… ditemani oleh suara tenor dan bass Il Divo, kututup malamku dengan sebuah permohonan maaf pada orang yang melahirkanku…
Mama, thank you for who I am
Thank you for all the things I’m not
Forgive me for the words unsaid
For the times I forgotMama remember all my life
You showed me love, you sacrificed
Think of those young and early days
How I’ve changed along the way [along the way]And I know you believed
And I know you had dreams
And I’m sorry it took all this time to see
That I am where I am because of your truth
And I miss you, yeah I miss youMama forgive the times you cried
Forgive me for not making right
All of the storms I may have caused
And I’ve been wrong, dry your eyes [dry your eyes]Cause I know you believed
And I know you had dreams
And I’m sorry it took all this time to see
That I am where I am because of your truth
And I miss you, yeah I miss youMama I hope this makes you smile
I hope you’re happy with my life
At peace with every choice I made
How I’ve changed along the way [along the way]Cause I know you believed in all of my dreams
And I owe it all to you, Mama
JN. Rony
20061126
thx to all of my real friends, mereka yang setia mendampingiku di saat suka dan duka…