07 Aug 2003 @ 5:41 PM 

Beberapa hari yang lalu sebuah bom telah mengguncang ibu kota Jakarta. Saat itu aku sedang beristirahat makan siang sambil mengunjungi almamaterku. Sekitar pukul 13.25 aku tiba kembali di kantorku dan melihat temanku seorang diri kerepotan dengan 2 buah telepon di telinga kanan-kirinya. Belum lagi aku sempat meletakkan barang-barangku di meja, telepon sudah berdering dan dari sana aku mengetahui bahwa JW Mariott di-bom. Praktis sesi siang itu kami sekantor dibuat tak bisa lepas dari telepon, maklum rata-rata klien kami langsung bereaksi terhadap peristiwa ini. Ada yang langsung menjual saham-sahamnya, ada pula yang memanfaatkan momen ini untuk membeli saham dengan harga murah. Hari itu, indeks saham benar-benar terpuruk dan saham-saham unggulan rontok cukup dalam.

Beberapa hari ini masa-masa sibuk itu telah lewat, market kembali normal seperti biasa, walaupun masih banyak ketakutan-ketakutan akan ancaman bom yang lain. Aku pribadi selama beberapa hari ini menerima beberapa email kesaksian-kesaksian tentang peristiwa ini ditambah lagi membaca dan menyaksikan beberapa selebritis atau tokoh masyarakat yang diwawancarai beberapa media sehubungan dengan peristiwa bom tersebut. Dari semua kesaksian yang kubaca, semuanya mengucapkan syukur tak terhingga pada Tuhan masing-masing, sebab pada mereka terselamatkan dari bom mengingat pada saat bom meledak “seharusnya” mereka pun berada di lokasi ledakan. Memang, sebuah peristiwa yang patut disyukuri. Namun, di sisi lain aku pribadi pun melihat bahwa begitu banyak orang-orang yang tidak bisa ikut bersyukur, entah itu karena mereka sudah tidak bernyawa lagi atau anggota keluarga mereka menjadi korban bom tersebut. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah ini rencana Tuhan? Apakah salah bila mereka yang selamat ini bersyukur? Lalu bagaimana dengan para korban, apakah mereka tidak disayangi oleh Tuhan? Dan masih banyak lagi.

Pagi ini, aku mengelus dada saat membaca berita di Jawa Pos tentang “kelakuan” Imam Samudra yang begitu gembira akan bom Mariott ini (baca: http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail&id=1724 ). Di sana tertulis: “Alhamdulillah, saya bersyukur. Saya bahagia, terlebih lagi apabila pelakunya muslim,” teriak Samudra. Lalu di bagian lagi ditulis Samudra berteriak: “Go to hell Australians! Di mana Australia? Di mana mereka?”. Aku jadi semakin berpikir, apakah Samudra ini gila atau paranoid? Dia mengatasnamakan dirinya sebagai pejuang Islam, namun apakah dia tidak berpikir bahwa korban bom ini justru mayoritas muslim? Lalu apakah dia sadar bahwa justru korban “ekspariat” asal Australia hanya 1-2 orang dan selebihnya malah mayoritas orang Indonesia? Itulah dunia nyata yang kadang sulit dimengerti…

Pertanyaannya sekarang adalah apakah memang Tuhan menginginkan semua ini terjadi? Ada yang menyebut dirinya sangat beruntung dan dikasih Tuhan karena bisa terlepas dari peristiwa itu, tapi kemudian timbul pertanyaan lalu kalau begitu Tuhan tidak sayang pada korban yang meninggal atau luka? Bicara soal untung dan malang, aku jadi teringat akan seorang teman yang kebetulan memang merasa terselematkan dari musibah ini. Saat ini dia sedang mempunyai masalah dengan pekerjaannya dan sudah beberapa minggu ini dia selalu merasa tertekan dan begitu malang nasibnya. Namun, dia terselamatkan karena pada saat bom meledak dia masih berkutat dengan “masalah” dan “kemalangannya” di kantor sehingga tidak bisa segera menuju ke daerah Mariott. Atas kejadian ini, dia merasa betapa untungnya dirinya! Namun, di sisi lain… “kemalangan” tetap ada padanya, mengingat problemnya masih belum terselesaikan. Apakah ini untung… atau malang? Lalu ada pula teman yang saat ini menderita “kemalangan” karena sakit berkepanjangan sampai sekarang, tapi dalam kemalangan tersebut keluarganya yang dahulu dengan yang sekarang menjadi begitu berbeda, bila dulu sering bertengkar, sekarang menjadi lebih erat hubungannya… bahkan mama dan koko teman ini mulai ke gereja, padahal dulunya cuma sembahyangan di klenteng. Belum lagi, usaha tokonya tetap laris manis, seiiring dengan pengeluaran untuk pengobatan yang mengalir bagaikan air dari pegunungan. Apakah ini untung… atau malang?

Dari sini kita bisa belajar bahwa untung dan malang adalah urusan Tuhan. Manusia tidak bisa begitu saja menentukan untung dan malang. Kadang kita merasa untung, padahal tak lama kemudian kita langsung melupakan keberuntungan kita saat menyumpah-nyumpah kesialan kita. Begitu juga kadang kita merasa sial, padahal tak lama kemudian kita dengan mudah melupakan kesialan kita dan merasa menjadi orang paling beruntung sedunia… Biarlah segala sesuatu itu kita syukuri sebagai sebuah berkat dari Tuhan. Bukankah kita yakin bahwa Tuhan tak pernah memberikan pencobaan yang lebih berat dari yang bisa kita tanggung? Bukankah kita yakin bahwa dalam segala peristiwa Tuhan punya rencana yang indah pada waktunya?

Aku jadi teringat lagu “From a Distance” -nya Bette Midler…

From a distance the world looks blue and green,
And the snow-capped mountains white
From a distance the ocean meets the stream,
And the eagle takes to flight

From a distance, there is harmony,
And it echoes through the land
It’s the voice of hope, it’s the voice of peace,
It’s the voice of every man

From a distance we all have enough,
And no one is in need
And there are no guns, no bombs, and no disease,
No hungry mouths to feed

From a distance we are instruments
Marching in a common band
Playing songs of hope, playing songs of peace
They’re the songs of every man
God is watching us, God is watching us
God is watching us from a distance

From a distance you look like my friend,
Even though we are at war
From a distance I just cannot comprehend
what all this fighting is for

From a distance there is harmony,
And it echoes through the land
And it’s the hope of hopes, it’s the love of loves,
it’s the heart of every man

It’s the hope of hopes, it’s the love of loves
This is the song of every man
And God is watching us, God is watching us,
God is watching us from a distance
Oh, God is watching us, God is watching
God is watching us from a distance

Tuhan selalu mengawasi kita!

JN. Rony
20030807

yang baru diingatkan kalau kemarin adalah hari peringatan bom Hiroshima

Posted By: Mamoru
Last Edit: 19 Jun 2011 @ 03:15 PM

EmailPermalink
Tags
Categories: Renungan


 

Responses to this post » (None)

 
Post a Comment

You must be logged in to post a comment.

Tags
Comment Meta:
RSS Feed for comments

 Last 50 Posts
 Back
Change Theme...
  • Users » 2
  • Posts/Pages » 139
  • Comments » 0
Change Theme...
  • VoidVoid « Default
  • LifeLife
  • EarthEarth
  • WindWind
  • WaterWater
  • FireFire
  • LightLight

About



    No Child Pages.