Ular

 
 04 Sep 2004 @ 6:12 PM 

Malam ini kami (penghuni kost) lalui dengan perasaan tegang. Bagaimana tidak tegang jika mendapati ular sepanjang kurang lebih 2 meter dengan lingkar tubuh hampir sebesar tangan manusia dewasa berada di kamar mandi dalam kamar? Ya, sepulang dari makan malam tadi, aku dan 2 orang temanku (kakak adik) berniat untuk menonton VCD bersama di kamar temanku itu yang ada di lantai 1. Sewaktu merapikan kamar agar enak nontonnya, tahu-tahu si adik lari-lari keluar kamar dari arah kamar mandi. Lalu aku pun spontan melihat ke arah kamar mandi, di kusen pintu kulihat sosok berwarna hitam menempel di sana… lalu kuberanikan diri untuk melihat lebih dekat, ternyata itu badan ular. Awalnya kupikir ular kecil seperti yang biasa kudapati di dalam rumah, ternyata perkiraanku kali ini keliru… ular tersebut menjulur dari ujung pintu atas sampai ke bawah. Wow… sampai-sampai waktu itu temanku yang punya kamr tidak percaya dan ikut melihat… dan kami bertiga kaget sekaligus heran tak tahu harus berbuat apa. Kemudian temanku tersebut spontan mengambil digicamnya dan memfoto ular tersebut. Setelah itu, kamar mandi kami tutup agar ularnya tidak keluar ke dalam kamar dan kami mencari bantuan teman kost yang lain, sambil mencari tongkat untuk mengambil atau jika perlu membunuh uar tersebut. Kontan, tak lama kemudian kondisi kost jadi ramai karena berita ular ini… walaupun penghuninya masih banyak yang belum pulang. Setelah mendapatkan tongkat bambu panjang, salah seorang penghuni kost membuka pintu kamar mandi, ternyata ularnya hilang! Sewaktu dicari, ternyata ularnya sudah masuk ke lubang saluran air kamar mandi, karena saat itu masih terlihat ujung ekornya. Tak lama kemudian pemilik rumah kost pun datang dan bertanya-tanya. Dari perbincangan kami, pemilik kost menyarankan agar bila ada ular seperti itu lagi, jangan dibunuh, melainkan dihalau saja sebisanya… sebab besok adalah hari semacam malam Jumat Kliwon-nya orang Jawa menurut versi adat di Bali, dan bisa jadi itu ular jadi-jadian. Yah, di Bali memang banyak sekali hal-hal yang berbau klenik dan mistik. Sudah banyak teman mengingatkan da bercerita bahwa kita harus berhati-hati dengan hal-hal yang “tidak lazim” di sini. Budaya di Bali memang sarat dengan nuansa mistik.

Sekali lagi aku teringat akan pesan dari romo pembimbingku saat terakhir aku bertemu di Pertapaan Karmel, Tumpang sebelum aku berangkat ke Bali. Romo ini berpesan agar aku berhati-hati selama di Bali, bahwa aku harus terus menghidupkan kehidupan rohaniku, banyak doa dan tetap percaya pada Tuhan. Aku diminta untuk percaya atau tidak sama sekali pada hal-hal yang mungkin menimpa aku. Sebab menurut romo ini, Bali memang penuh dengan kejadian-kejadian aneh dan seringkali berbau mistik. Memang, sesaat aku tiba di Bali, aku banyak mendengar cerita-cerita yang mirip-mirip dengan acara yang saat ini lagi populer di televisi, seperti percaya ga percaya, uji nyali, dsb. Seorang teman yang sudah cukup lama tinggal di Bali bercerita bahwa di sini ada kepercayaan tentang makhluk jadi-jadian, semacam ilmu sihir, kerasukan roh, dsb. Tanpa bermaksud meremehkan hal-hal tersebut, namun pada dasarnya aku seperti Thomas yang kurang percaya tanpa bukti. Hal inilah yang selalu menjadi dasar ketidakpercayaanku pada hal-hal mistik. Namun, kadang kala aku pun takut dan ragu… mungkin karena pada dasarnya aku juga hanya sosok manusia yang punya kelemahan dan keraguan juga.

Peristiwa malam tadi kembali menantangku untuk tetap berpikir jernih dan fokus pada Tuhan, Raja Pencipta Semesta. Imanku ditantang untuk percaya bahwa ular itu hanyalah kebetulan saja bisa menerobos masuk lewat lubang pembuangan air di kamar mandi… ataukah percaya bahwa ada yang aneh dengan kejadian ular sebesar dan sepanjang itu bisa masuk ke dalam kamar mandi dengan cara yang aneh, karena tutup lubang yang tidak bergeming dari tempatnya.

Sejenak aku merenung dan teringat akan masa beberapa tahun lalu saat aku masih aktif di persekutuan doa. Aku banyak belajar untuk mengatasi orang-orang yang kesurupan atau histeris saat didoakan. Saat itu senjata yang diajarkan padaku hanyalah doa dan iman yang percaya pada Tuhan. Kini aku seakan kembali ke masa itu, dimana tantangannya menjadi lebih berat… karena saat itu aku berada di lingkungan sendiri yang notabene bisa lebih jelas membedakan mana yang mistik dan mana yang bukan. Namun, sekarang aku dihadapkan pada realita dimana aku harus bisa peka dan bisa menentukan mana yang mistik dan mana yang bukan dengan kondisi yang jelas-jelas lebih kabur mengingat lingkungan tempat kuberada adalah lingkungan yang majemuk dengan berbagai kepercayaan. Aku sadar aku bukanlah pendoa yang baik, aku pun bukan penganut aliran eksorsisme… aku hanyalah seorang Katolik yang hidup rohaninya pas-pasan… Karena itulah aku senantiasa mencoba dan terus mencoba untuk percaya bahwa Tuhan Yesus selalu berserta aku dalam setiap kejadian dan perkara. Bila demikian, buat apa aku takut dan khawatir akan hal-hal yang berbau mistik?

Jam di kamarku telah melewati tengah malam… dan aku kembali teringat akan ular tadi… Ach… buat apa memikirkan apa sebenarnya ular itu? Mendingan berpikir bagaimana agar ular itu tidak lagi masuk ke dalam kamar kami? Aku rasa itu lebih penting untuk dipkirkan daripada memikirkan hal-hal yang tidak masuk akal. Toh aku percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah mencelakakan umatNya! Itu yang perlu!

Good Night Indonesia! Have a nice dreams!

JN. Rony
20040904

Posted By: Mamoru
Last Edit: 19 Jun 2011 @ 03:15 PM

EmailPermalink
Tags
Categories: Renungan


 

Responses to this post » (None)

 
Post a Comment

You must be logged in to post a comment.

Tags
Comment Meta:
RSS Feed for comments

 Last 50 Posts
 Back
Change Theme...
  • Users » 2
  • Posts/Pages » 139
  • Comments » 0
Change Theme...
  • VoidVoid « Default
  • LifeLife
  • EarthEarth
  • WindWind
  • WaterWater
  • FireFire
  • LightLight

About



    No Child Pages.