16 Oct 2004 @ 6:17 PM 

Tak terasa sudah 3,5 bulan kumendiami kota Denpasar ini. Selama itu pula aku banyak mendapatkan pengalaman baru. Malam ini aku kembali mencoba untuk merefleksikan diriku di tengah keheningan malam di balkon kamar kostku ditemani oleh seekor nyamuk beserta teman-temannya.

Bulan pertama aku memasuki Bali adalah bulan dimana kondisiku sangat tertekan. Saat itu aku sedang diliputi oleh banyak sekali masalah. Mungkin saat itu badanku sedang sangat capek, mengingat himpitan pekerjaan dan persiapan pindahan saat itu benar-benar mendesak. Bila kupikir kembali ke belakang, keputusanku untuk menerima posisi di Bali adalah sebuah keputusan yang tergesa-gesa dan kurang matang. Entah apa yang saat itu kupikirkan, yang jelas saat keputusan itu kuumumkan, begitu banyak yang kurang setuju atau kaget dengan keputusanku. Itu sebabnya saat itu emosiku sungguh tak terkontrol, hampir setiap hari kepalaku pusing karena marah. Begitulah kujalani hari-hariku dengan arah yang tak pasti. Apalagi saat itu aku bisa dikatakan seorang diri tanpa relasi ataupun teman.

Saat awal kutiba di kota yang baru ini, yang terpikir olehku adalah mencari gereja dimana aku bisa ikut misa. Setidaknya menurutku itu bisa sedikit menghibur aku yang tanpa kenalan. Akhirnya aku pun menemukan 1 gereja yang dekat dengan kost tempat kutinggal dan aku mulai mencoba misa di sana. Namun, yang terjadi adalah kebosanan yang teramat-sangat, suatu hal yang tidak pernah kurasakan dalam 5 tahun terakhir. Sampai akhirnya kuputuskan untuk misa di gereja yang lain saja.

Seiring dengan waktu, aku berusaha untuk selalu merefleksi diriku kembali. Lewat dukungan dari beberapa romo pembimbingku dan juga beberapa teman akrabku, aku selalu berusaha bertukar pendapat dan pengalaman baik via telepon maupun email. Selain itu aku berusaha untuk memahami budaya dan kebiasaan lingkungan di sekitarku ini. Dari sana aku melihat begitu banyak hal-hal yang unik dan menarik tentang kehidupan di Bali, yang sebelumnya tidak pernah terpikir oleh kita yang hanya pernah ke Bali untuk keperluan berlibur saja.

Memasuki bulan ketiga, aktivitasku mulai lancar, seiring dengan pindahnya kost dan kantorku ke tempat yang baru. Saat-saat inilah yang kupakai untuk berdamai dengan keadaan. Memang kadang-kadang aku masih menyimpan kemarahan, namun aku berusaha untuk mengolahnya dan menahan emosi semampuku. Dan Puji Tuhan… sebagian besar aku berhasil mengalahkan diriku dan tidak sampai emosi yang berlebihan. Bahkan aku pun mencoba untuk berdamai dengan cinta… berdamai dengan masa lalu… berdamai dengan diriku sendiri…

Dalam pekerjaan di kantor pun demikian, aku banyak mengalami kesulitan mengingat tidak adanya kenalan di kota ini. Saat awal kumulai tugasku di sini, bagaikan 1,5 tahun lalu saat aku pertama kali bekerja di perusahaan ini. Namun, aku selalu mencoba untuk optimis dan menyerahkan semuanya pada Tuhan. Dan memang, lewat banyak kejadian… campur tangan Tuhan banyak bekerja di dalam pekerjaanku hari demi hari. Walaupun saat ini target yang harus kucapai masihlah jauh, namun hasil yang kuperoleh cukup membuktikan bahwa kuasa Tuhan ikut bekerja.

Dalam pertemanan, awalnya aku cukup kesulitan menemukan teman di sini. Hal ini dikarenakan kost pertamaku lebih banyak dihuni oleh keluarga dan teman lama yang kutahu semuanya sudah tidak lagi berada di Bali. Namun, secara perlahan aku banyak dikejutkan oleh pertemuan-pertemuan yang tidak disengaja dengan teman lama, baik teman SMA maupun teman kuliah. Ditambah lagi perkenalan dengan beberapa teman sesama perantauan dari tempat kost yang baru. Dari sanalah aku melihat bahwa Tuhan tetap setia menjagaku.

Aku teringat akan perjalananku ke kota Negara 2 minggu yang lalu, dimana aku benar-benar merasakan penjagaan Tuhan atasku. Selama perjalanan, aku menyetir mobilku dengan kondisi yang terus mengantuk, padahal sebelum berangkat aku sudah beristirahat cukup. Aku sungguh bersyukur bisa sampai dengan selamat. Saat pulang, aku mengalami kejadian yang cukup mengagetkan… karena rasa kantuk yang semakin menjadi, aku melanggar rambu dan dengan cepat aku tersadar dan segera kembali, namun saat itu ternyata aku sudah “ditunggu” oleh seorang polisi. Singkat cerita, urusan “kesalahan tak disengaja” ini diselesaikan dengan “uang damai”. Tak lama kemudian, aku kembali dikejutkan oleh sepeda motor yang menyalip dari sebelah kiri di jalan yang berbelok dan aku merasakan bahwa badan mobilku bersenggolan dengan kedua pengendara motor yang tak berhelm tersebut. Saat itu aku melihat bahwa motor itu mulai oleng, namun untunglah si pengemudi cukup cekatan sehingga mereka tidak sampai jatuh dan dengan rasa tak bersalah mereka tetap melanjutkan perjalanan dengan gaya zig-zag mereka. Memang di Bali, banyak kecelakaan disebabkan oleh sepeda motor yang bisa dibilang “ugal-ugalan” di jalan. Aku benar-benar tidak bisa membayangkan bila sampai terjadi kecelakaan, mengingat sudah ada banyak kasus (di antaranya dialami oleh adik dari teman kostku) yang merupakan kesalahan dari pengendara motor, namun yang di-vonis adalah pemilik mobil. Bahkan ada kasus bis yang sampai dibakar di daerah tersebut.

Malam semakin larut… dan nyamuk pun semakin banyak… tapi aku masih tetap ingin bersyukur atas penjagaan Tuhan hingga saat ini. Masih begitu banyak kesulitan yang akan kuhadapi di depan mata, namun aku percaya dan mencoba untuk selalu berserah pada Tuhan. Aku juga mencoba untuk selalu mengambil hikmah dalam setiap peristiwa hidupku. Aku tahu bahwa masih banyak ketidakpuasanku saat ini, namun aku mencoba untuk mengolahnya dan menjadikannya sebagai suatu berkat. Aku percaya bahwa dalam setiap kesulitanku, Tuhan selalu menjagaku… terutama kedua santo pelindungku yang senantiasa menjagai aku. Dalam setiap doaku pula, aku selalu berdoa pada Santo Ignatius dari Loyola, sosok manusia yang penuh perjuangan dan tak kenal menyerah yang akhirnya mampu menyerahkan dirinya secara utuh pada penyelenggaraan Tuhan. Aku sungguh ingin belajar dari kegigihan Ignatio di kota ini… dan aku percaya bahwa di dalam kemarahanku sekalipun, di sana pun selalu ada berkat yang melimpah…

Selamat malam Indonesia!

JN. Rony
20041016

dari yang terbuang…

Posted By: Mamoru
Last Edit: 19 Jun 2011 @ 03:15 PM

EmailPermalink
Tags
Categories: Personal


 

Responses to this post » (None)

 
Post a Comment

You must be logged in to post a comment.

Tags
Comment Meta:
RSS Feed for comments

 Last 50 Posts
 Back
Change Theme...
  • Users » 2
  • Posts/Pages » 139
  • Comments » 0
Change Theme...
  • VoidVoid « Default
  • LifeLife
  • EarthEarth
  • WindWind
  • WaterWater
  • FireFire
  • LightLight

About



    No Child Pages.